[caption id="" align="aligncenter" width="456" caption="Miss Universe 2011, Leila Lopez"][/caption] Sejak Yayasan Putri Indonesia menyelenggarakan pemilihan Putri Indonesia maka Putri Indonesia terpilih dan Miss Universe sudah biasa wara-wiri di berbagai perhelatan di Indonesia. Karena itu rencana kedatangan Miss Universe 2011,Leila Lopez pada Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat ke-59 tahun, Selasa 11 Oktober 2011, harusnya menjadi berita yang biasa-biasa saja. Tetapi menjadi tidak biasa ketika beredar kabar bahwa para perwira menengah (pamen) diminta patungan untuk menutupi anggaran sebesar Rp 750 juta. Kabar tak sedap yang berhembus ini sangat dimungkinkan karena event organizer (EO)pada malam charity adalah PT Viseta Global Utama dimana istri Kepala Polda Jawa Barat yang juga Ketua Bhayangkari Polda Jawa Barat adalah Komisaris PTViseta Global Utama, Coreta Putut Eko Bayuseno. Ketika di klarifikasi, tentu saja pihak Viseta Global Utama menyangkal dan menjelaskan bahwa anggaran diperoleh dari sponsor. Mereka juga menambahkan : "Rangkaian HUT Bhayangkari, bukan sekadar acara hura-hura. Peringatan akan diisi kegiatan pemberian bantuan kepada anak yatim dan TK Bhayangkari, bazar, pelatihan bagi para ibu Bhayangkari, serta bantuan modal terhadap usaha ibu Bhayangkari. Anggaran juga menggelembung karena Leila Lopez yang berasal dari Angola tidak hanya datang menghadiri malam charity pada tanggal 11 Oktober malam tapi sebelumnya mengunjungi Imah Seniman di Lembang dan FO Fashion World. Khusus untuk kunjungan ke Imah Seniman dan factory outlet (FO) Fashion World ditangani oleh EO lain yaitu Esa Communications. Coreta Putut Eko Bayuseno boleh menyangkal, tapi ada baiknya menyimak pendapat pengamat hukum Universitas Pajajaran, Yesmil Anwar: "Ini sudah jadi kekuasaan paralel. Di mana antara Dharma Wanitanya Polri (Bhayangkari,pen) dengan kekuasaan yang dimiliki institusi suaminya, sudah tidak terbatas lagi dan menjadi kekuasaan bayangan. Jelas merugikan proses pencitraan Polri," Apalagi penyelenggaraan ratu kecantikan sejagat di Indonesia khususnya di Jawa Barat masih menuai pro dan kontra. Sehingga walau kedatangan Miss Universe 2011 dalam balutan kegiatan social tetapi tetap menunjukkan ketidak pekaan panitia terhadap kondisi masyarakat dan permasalahan yang tengah dihadapi. Yesmil Anwar menambahkan: "Pada batas-batas tertentu, orang boleh belajar apa saja kepada siapa saja. Namun apakah bagus jika kita melukis di mata pelajaran matematika? Ini 'kan jadi hal yang sangat aneh. Apakah belajar sesuatu yang bagus dan baik itu harus dari seorang Miss Universe? Apakah tidak ada bintang tamu lainnya yang lebih baik untuk dijadikan contoh?" tuturnya Beberapa anggota DPRD turut menyayangkan keputusan mengundang Miss Universe 2011 yang harus menghabiskan anggaran besar tersebut. "Kenapa yang diundangnya Miss Universe? Apa urgensinya untuk ibu-ibu Bhayangkari? Saya masih belum mengerti maksud dan tujuannya," ujar Rudi Harsa Tanaya dari fraksi PDI Perjuangan. Sedangkan Diah Nurwitasari dari fraksi PKS menyatakan tidak ada korelasi langsung kedatangan Miss Universe dengan Bhayangkari. "Jangan sampai kehadiran Miss Universe hanya jadi ajang gengsi saja," katanya. Walau demikian Diah masih melihat dari sisi positif. "Bagaimanapun, menjadi Miss Universe itu tak hanya karena cantiknya saja. Ada kecerdasan dan sikap yang harusnya memotivasi kita, meski tidak dalam konteks yang sama. Jangan sampai udah jauh dan mahal mendatangkannya  malah jadi sia-sia," tambah Diah. Atau pendapat masyarakat sebagai berikut : Sebagai pimpinan tertinggi, Kapolri Jendral Timur Pradopo juga membantah berbagai berita miring kedatangan Miss Universe 2011 yang mengharuskan perwira menengah jajaran Polda Jabar untuk patungan. Tapi seperti yang disindir oleh Yesmil Anwar: "Ini jelas garis komando. Istri kapolda jadi komisaris, ya artinya garis komando kapolda kekomisarisan istrinya. Kalau ada istilah udang di balik batu, ini udangnya besar, batunya kecil, jadi kelihatan sekali ujungnya. Oh ibu kapolda komisarisnya toh". Khususnya ketika penyelenggaraan even membutuhkan anggaran sangat besar sedangkan penggalangan dana dari sponsor tidak mudah dilakukan. Maka bukankah biasanya kita menggunakan jalan pintas termudah? Karena tidak mungkin ada asap tanpa ada api. Tetapi ada baiknya panitia mempertimbangkan kemanfaatan mengundang Miss Universe dibanding tokoh lain yang gerak langkahnya nyata-nyata mencerminkan kepedulian social. Bukankah kepadanya juga bisa ditunjukkan budaya Jawa Barat? Jangan bertindak seperti kata pepatah : "Biar Tekor Asal Kesohor!" ^_^ sumber gambar : disini sumber data :
- Galamedia , 3 Oktober 2011
- Pikiran Rakyat , 4 Oktober 2011
- Detik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H