Mohon tunggu...
Maria Grace Niron
Maria Grace Niron Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Menyukai Alam, Langit, dan Kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bersama Orang yang Tepat

17 Juni 2023   17:19 Diperbarui: 17 Juni 2023   17:30 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri: Mariagraceastiananiron

Berdiam sejenak dengan alam seperti ini, cukup menenangkan pikiran yang sering tiba-tiba riuh tanpa diundang, menenangkan jiwa yang gundah, dan mengisi kembali energi positif sebelum kembali dihantam realita kehidupan. Kunikmati kesejukkan udaranya yang masih alami sampai seseorang menempelkan sesuatu pada pipiku yang membuat ku menoleh, dan yaps mas Adi, laki-laki yang sudah 2 tahun ini bersama denganku, salah satu tempat ternyaman, selain alam. 

"kita udah sering kesini loh, dan mas masih ngeliat kamu takjub sama tempat ini"ucapnya, tersenyum memberikan kopi dan bakpau.

"iya, sesuka itu aku sama tempat ini. ngga ngebosenin, sejuk lagi. bakpaunya kamu beli dimana mas? enak ini" kataku

"mas beli ditoko roti dipasar tadi sebelum kita kesini. mas mau tanya (dering telpon), sebentar mas angkat dulu"

aku mengangguk dan menikmati kembali bakpau yang kedua, kulihat mas Adi yang masih sibuk menerima telfon tersenyum ke arahku. ya dia laki-laki yang murah senyum, baik, peduli, dan masih banyak lagi yang tak bisa kusebutkan disini hehehe.

"makannya pelan-pelan, mas gak minta. kamu ambil aja yang punya mas kalo kurang" mas Adi tertawa melihatku tersedak

"harusnya ditolong dong, diberi minum, ini malah diketawain. aku hampir mati sesak nafas tau!" ucapku setengah merajuk karna masih ditertawakan

"tadinya mas mau kasih minum kekamu, eh kamu udah ambil sendiri, ya udah. mas tertawa karna mukamu lucu. mas minta maaf ya, jangan ngambek lagi, ayo tersenyum" pinta mas Adi

"udah gak marah kok. tadi mas mau tanya apa sebelum terima telpon?"

"mas mau tanya, apa kamu udah ngerasa lebih baik sekarang atau masih sedih?"tanya mas Adi mengamati ekspresiku lekat-lekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun