Di antara retak dan pecah, Tersimpan sejuta kisah luka.Â
Hati yang teriris, jiwa yang merana, Mencari pelangi di balik mendung kelabu.
Luka menganga, menganga dalam jiwa, Membawa duka, meneteskan air mata.Â
Namun, di balik luka, ada kekuatan, Untuk bangkit, untuk menatap dunia.
Desember itu tanganku gemetar, kita coba menjahit, Menyambung benang-benang yang putus.Â
Luka takkan hilang, namun bekasnya memudar, Terganti dengan semangat yang membara.
Waktu akan mengeringkan luka, Namun kenangan tetap terukir.Â
Kita belajar dari setiap cobaan, Menjadi lebih kuat, lebih tegar.
Dalam setiap luka, ada pelangi tersembunyi, Menjanjikan keindahan setelah badai.Â
Mari kita sambut hari esok dengan senyuman, Menyembuhkan luka, merangkai mimpi.
Memaafkan diri, memaafkan orang lain, Adalah cara menyambung luka yang paling indah.Â
Januari, aku membebaskan hati dari benci dan dendam, Membuka pintu untuk kebahagiaan yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H