Media sosial menjadi platform utama kampanye, anak muda harus siap diterjang informasi. Lantas apa yang harus disiapkan?Â
Pada hari Senin, 4 September 2023, diadakan acara seminar "The Role of Youth and Media in Supporting the Future of Democracy in Southeast Asia" di Kampus Atma Jaya Semanggi. Seminar ini masuk dalam rangkaian Festival Demokrasi, Collaborative Regional Conference Indonesia (CRC Indonesia).Â
Seminar ini diisi oleh narasumber terpercaya, yaitu Hurriyah sebagai Direktur Puskapol Universitas Indonesia; Arie Putra sebagai Co-Founder Total Politik, dan Salvatore Simarmata sebagai dosen Atma Jaya.Â
Kunci utama dari seminar ini adalah mengenai penggunaan media baru, yaitu media sosial. Di hadapan lebih dari 300 orang dari berbagai instansi, topik ini sangat pas untuk dibawakan di lingkup kampus.Â
"Embrace Your Freedom" adalah tagline dari acara ini. Seminar ini diadakan demi menciptakan kesadaran bagi anak muda untuk memanfaatkan kebebasan yang bertanggung jawab.Â
Dalam acara seminar ini, topik pembawaan yang dibahas adalah mengenai demokrasi, dan kebetulan tahun depan Indonesia masuk ke tahun politik, maka pembahasannya lebih condong ke praktik persiapan pemilu di Indonesia. Banyak insight yang didapat dari seminar ini, dan membuka pikiran saya tentang realitas dunia politik Indonesia yang sangat kompleks.Â
Dari pembahasan Pak Arie, lebih menjelaskan mengenai peran media digital yang dilakukan oleh organisasi politik dalam rangka menggaet suara. Ia menyampaikan bahwa Gen-Z cenderung apolitis, hal ini terjadi karena banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak muda sehingga tidak ada waktu untuk mengurusi hal politik.Â
Sikap acuh Gen-Z itu dimanfaatkan untuk partai politik untuk meraih suara, partai politik lebih memilih untuk mengumpulkan pemilih dahulu. Mereka cenderung untuk menggaet pemilih secara acak dengan cara menjebak diri ke circle gen-z, mulai dari penggunaan "slang" anak muda atau trend-trend terkini.Â
Menurutnya internet benar-benar memiliki eksposur yang tinggi, hal itu menyebabkan media digital menjadi memberi ruang yang lebih luas untuk aktor politik bermain di media baru.Â
Terlepas dari pemanfaatan media sosial, pembicara selanjutnya, Ibu Hurriyah, ia membuka mata anak muda dengan memaparkan betapa kompleksnya dunia politik Indonesia.Â