Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... Administrasi - S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mama, Kenapa Aku Gak Boleh Tahu Soal Seks?

26 Mei 2024   16:15 Diperbarui: 26 Mei 2024   17:00 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar dari kita seringkali melontarkan pertanyaan ini ke orang tua kita. Sebagai negara yang menjunjung tinggi moralitas, agama dan adat ketimuran, seksualitas dianggap tabu. Dampaknya, pendidikan seksual kita tertinggal sangat jauh dengan negara lain. 

Esther Pandiangan dalam bukunya menceritakan ketika dirinya mengalami menstruasi pertama kali di umur 12 tahun, sang ibu memberikan peringatan untuk berhati-hati ketika dekat dengan laki-laki.

Apa maksudnya coba? Ester kecil menerka apakah semua laki-laki itu pembawa virus yang kalau saya dekati otomatis tertular dan berujung sakit? Atau jangan-jangan semua laki-laki itu penjambret, copet, begal dan semacamnya jadi saya kudu menjaga diri dan barang bawaan saya agar tidak luka atau kehilangan? 

Nyatanya, selama saya menstruasi dekat dengan teman sekelas saya pun tidak apa-apa, saya tidak kejang-kejang, bengek, henti
jantung atau mati kok. Barang bawaan saya juga masih lengkap dan mulus seperti sedia kala. Terus, kenapa miskonsepsi seperti ini masih saja dilanggengkan? 

Menurutku ini adalah pola didik yang salah dari nenek moyang kita. Mereka menganggap semua tentang seks itu tidak boleh dibicarakan kepada anak-anak baik terbuka maupun tidak. 

Menjelaskannya pun tidak boleh dengan bahasa aslinya, harus dirubah semua ke bahasa halus yang mudah dimengerti anak tanpa membuatnya bertanya lebih jauh. 

Tapi kalau begini bukannya menyesatkan? Alih-alih mendapat ilmu yang benar, anak-anak malah diajari untuk berprasangka negatif atau parahnya lagi mereka akan mencari dari situs yang 'enggak-enggak' biar pertanyaannya terjawab. 

Sayangnya, hal ini juga dilakukan oleh petinggi kita dengan RKUHP yang terbilang aneh menurut saya : bahwa setiap orang yang tanpa hak dan tanpa diminta secara terang-terangan mempertunjukkan suatu alat untuk mencegah kehamilan, menawarkan, menyiarkan tulisan atau menunjukkan untuk dapat memperoleh alat pencegah kehamilan tersebut, dipidana dengan pidana denda paling banyak kategori I. 

What?! Ngeliat kondom aja gak boleh? Hanya nonton kondom doank bisa berdampak pada jebloknya moral dan merangsang tindak asusila? Masa sih? Saya lho liat kondom di supermarket berkali-kali biasa aja. Kalau seperti ini bahaya ketika nikah nanti, masa sang istri atau suami atau dua-duanya sama sekali gak tau apa itu kondom? Aneh bin ajaib bin lucu bukan? 

Hello, ini sudah tahun 2024 saatnya buka pikirannya yuk. Seks itu tidak melulu negatif kok. Saatnya kita berikan edukasi seksual yang benar sedini mungkin seperti kata Esther.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun