Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... Administrasi - S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Film

Barbie Bawa Narasi Feminisme ke Panggung Oscar

10 Maret 2024   18:17 Diperbarui: 10 Maret 2024   18:20 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan nominasi film lainnya, Barbie membawa narasi kritik sosial dalam balutan fantasi romansa disertai sedikit komedi. Berkisah tentang Barbie (Margot Robbie) yang merasa jadi warga kelas dua dan tidak setara dengan laki-laki. Seperti yang tergambar jelas dalam struktur keorganisasian di perusahaan Mattel dimana deretan petinggi perusahaan itu haruslah laki-laki, tidak ada tempat bagi perempuan untuk mengisi jabatan itu. Tak hanya itu, dunia Barbie juga penuh dengan stereotip. Barbie diharuskan menjadi role model bagi semua perempuan. Cap 'perempuan ideal' bertubuh tinggi, kurus, berpinggang semut dan wajah tirus tersemat padanya. Inilah yang bikin Barbie stress memenuhi tuntutan tersebut. 

Saya rasa narasi tersebut sangat relate dengan kehidupan kita. Sebagai perempuan kita sering merasa terobsesi dengan image perempuan ideal yang ditampilkan oleh selebritis, presenter atau atlet. Kita pun berlomba-lomba mencari skin care dan make up terbaik, dokter kecantikan paling recommended dan tindak perawatan yang sangat ampuh, bahkan kita tidak lagi peduli berapa banyak uang yang harus kita keluarkan. Semuanya demi mencapai image tersebut. Ujung-ujungnya, kita akan sampai pada titik kelelahan seperti yang Barbie alami. Pada akhir film, Greta Gerwig berpesan bahwa kita bisa bekerja sama mengubah narasi buruk ini. 

Kita semua cantik sesuai diri kita masing-masing. Tubuh ideal yang jadi dambaan banyak orang itu sejatinya adalah versi tubuh terbaik menurut Body Mass Index (BMI) atau secara kesehatan. Bukan berdasarkan ukuran-ukuran tidak realistis seperti yang digaungkan oleh masyarakat selama ini. Sekaligus Greta menyuarakan betapa pentingnya menciptakan ruang yang ramah perempuan dimana perempuan dapat bertumbuh, berpartisipasi, bebas berekspresi dan mencapai cita-cita yang diimpikannya. Belakangan ini semangat yang digaungkan Greta telah diaplikasikan dalam aneka ragam boneka Barbie versi terbaru. Barbie menjelma menjadi perawat, dokter, fashion designer, pramugari, tentara, calon presiden, dan ratusan jenis profesi lainnya. Barbie juga merepresentasikan kekayaan warna kulit manusia mulai dari Barbie kulit putih, kuning langsat, sawo matang, hingga kehitaman. 

Ada juga lho Barbie yang mewakili kaum disabilitas seperti Barbie berkursi roda dan Barbie Down Syndrome. Keren banget ya Greta, filmnya bisa mewakili suara kita semua. Film ini jadi film favoritku di ajang Oscar ke-96. Karena jujur menurutku, film Barbie selain memiliki nilai moral yang sangat bagus, soundtracknya pun gak kalah kece, easy listening dan bikin terngiang-ngiang. Soundtrack yang paling membekas di ingatanku itu 'Dance the Night' nya Dua Lipa sama 'Pink' nya Lizzo. Dua lagu ini benar-benar menggambarkan kehidupan Barbie yang penuh dengan kemewahan dan sangat feminin. Selanjutnya lagu persembahan dari Billie Eilish, 'What Was I Made For'. Feel lagunya dapet banget. Aku sampai mewek beneran pas lagu ini diputar saat adegan Barbie menangis. Lagu 'Choose Your Fighter' dari Ava Max juga catchy. Dengan sentuhan electronic dance khas Ava, lagu ini sebagai penguat hati kita untuk tak ragu memilih apapun jalan hidup kita dan terus semangat meraihnya. Terakhir, satu harapan dariku : Semoga menang ya Barbie, I support you!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun