Gita Savitri yang memilih childfree kembali viral. Banyak yang membela, tapi jauh lebih banyak yang mencibirnya, bahkan netijen ramai-ramai 'berkotbah' dengan dalil-dalil agama mereka masing-masing. Ada yang bilang kalo mau childfree ngapain nikah? Bukannya tujuan nikah itu untuk memiliki keturunan? Yang lain mengamini sambil membawa-bawa kutipan ayat-ayat kitab suci bernada menyudutkan. Ada juga yang bilang childfree itu dosa. Saya tidak menyalahkan Gita maupun
Belakangan ini statementnetijen. Siapapun boleh menyuarakan pendapatnya, toh negara ini negara demokrasi bukan? Tapi, satu yang harus diingat, sudahkah anda bertanggung jawab atas pendapat anda? Menurut saya, keputusan memiliki anak adalah keputusan sekali seumur hidup. Sekali kau berniat punya anak, pikirkanlah baik-baik bahwa begitu itu terjadi, kau tidak akan bisa menariknya kembali. Kau tidak bisa menelantarkan atau membuangnya dengan alasan apapun. Punya anak juga berarti siap menambah daftar kewajiban yang harus kau lakukan demi membesarkan si bocil mulai dari finansial, pangan, sandang, papan, rohani, pendidikan, sampai kebutuhan tersier
seperti rekreasi, healing, dan barang-barang mewah. Belum lagi tantangan mental dan psikisnya. Nah, pertanyaannya sudah siapkah kamu mengemban tugas-tugas tambahan itu seumur hidupmu? Jangan memiliki anak kalau dirimu belum benar-benar siap. Jangan memiliki anak cuma demi gengsi atau memenuhi keinginan mertua dan tetangga doank. Mungkin saja ada hal lain yang membuat
Gita Savitri memilih childfree yang kita enggak tau. Tapi, sekali lagi mau childfree atau tidak, kita harus menghargai keputusan
orang lain dan juga bertanggung jawab atas pilihan kita berikut resikonya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H