Menikah dan memiliki keluarga bahagia adalah dambaan setiap orang. Gak heran ya selalu aja ada pertanyaan usil 'Kapan Nikah?' yang ditakuti sama semua jomblo se seantero nusantara. Masalahnya, dunia pernikahan itu tidak sesederhana impian orang. Tidak semua pasangan yang menikah berakhir bahagia.Â
Seperti pernikahan Sekar dan Ivan. Telah terajut belasan tahun, kisah asmara mereka harus koyak karna hadirnya Bella, pacar gelap Ivan yang gak kalah mentereng dengan sang istri. Berawal dari sehelai rambut pirang yang gak sengaja ditemukan Sekar di sela-sela jas Ivan, Sekar mulai mengendus ketidaksetiaan sang suami. Hingga akhirnya, Sekar harus menelan kenyataan pahit dimana Bella mengandung anak dari Ivan dan tidak jadi mengaborsinya.Â
Keputusan Ivan untuk tetap bertahan dengan Bella kian menghancurkan hati Sekar. Tidak hanya Sekar, luka itu juga menggores hati Dennis. Berkali-kali Dennis kedapatan melakukan pelanggaran di sekolah bahkan nekat mengendarai sepeda motor seorang diri sampai nyaris menabrak orang. Jalan perceraian pun tak terhindarkan meski Ivan enggan menandatangani surat kesepakatan cerai.Â
Menonton serial ini bikin dag dig dug sekaligus banjir air mata karena sesedih itu. Keluarga yang 'ideal' menurut kebanyakan orang aja bahkan bisa berakhir lewat ketok palu pengadilan.Â
Gimana gak bikin para jomblo makin ketar-ketir? Apalagi kan menikah itu baiknya sekali seumur hidup ya kan. Sekalinya salah pilih pasangan ya tau sendiri akibatnya.Â
Serial adaptasi dari drama Doctor Foster ini sering dibanding- bandingkan bahkan disebut 'The World of The Marriednya Indonesia'. Hal itu gak sepenuhnya salah sih, soalnya keduanya memiliki premis serupa meskipun eksekusinya beda dan ada banyak sisipan unsur budaya Indonesia di dalamnya.Â
Cuma menurutku yang bikin aku kurang sreg sama cerita ini adalah pribadi Sekar yang terkesan cuek dengan pendidikan anaknya.Â
Ya, memang Sekar kerap mengantar jemput Dennis dan menghadiri event yang diikuti Dennis di sekolah, tapi sikap Sekar yang cenderung menyalahkan Dennis saat kedapatan menonton film porno sangat saya sesalkan. Ini sering banget terjadi di Indonesia.Â
Saya bukan membela Dennis. Dennis tetap salah, tapi seharusnya Sekar memberikan edukasi seks sedari dini dan efek buruk dari menonton film porno bukannya melontarkan kata-kata 'Seks itu ada waktunya dan bukan sekarang, bukan di usiamu'. Apalagi Sekar kan dokter, seharusnya dia paham betul peran itu dalam keluarga.Â
Sekar bisa mendampingi Dennis saat menonton porno sembari menjelaskan apa itu seks, dampak buruk kalau dilakukan sembarangan dan sebelum waktunya, kenapa media porno itu ada sampai kenapa nonton porno itu dilarang. Saya kira kalau Dennis diberikan penjelasan lebih seperti itu, Dennis gak akan diam-diam menonton film porno di rumah temannya. Tapi saya lihat, Sekar hanya terdiam ketika Dennis menuduhnya.Â
Dan lagi, Sekar menerapkan larangan kepada Dennis untuk main hp selama dua minggu. Itu menurut saya gak efektif sama sekali dan bukan gak mungkin Dennis akan cari-cari alasan buat melakukan hal serupa lagi dan lagi bahkan jadi kecanduan. Sisanya ok sih.Â