Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... Administrasi - S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Forecasting Love and Weather", Potret Wanita Karir Masih Dihantui Stigma

26 Februari 2022   20:45 Diperbarui: 1 Maret 2022   15:01 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi wanita karir yang mandiri dan sukses menjadi impian banyak orang, termasuk Jin Ha Kyung. Namun sebagai prakirawan BMKG sekaligus kepala tim dua, Jin Ha Kyung tak lepas dari beragam stigma yang dilekatkan padanya pasca hubungannya dengan Han Ki Jun berantakan. 

Berangkat dari kisah inilah, Jin Ha Kyung dinilai banyak menimbulkan komplain karena keterlambatan prakiraan hujan es dan sempat diragukan kemampuannya untuk menjadi kepala tim. 

Tak berhenti sampai disitu, ibu Jin Ha Kyung juga diolok-olok temannya kala bertemu di supermarket karna kedapatan berita tentang pembatalan rencana pernikahan putri bungsunya. Hingga stigma hubungan percintaan di kantor yang sama itu buruk. 

Ini bukan hanya sekadar cerita di drakor fenomenal lansiran JTBC itu saja, namun benar-benar ada di kehidupan nyata. Stigma dimana Jin Ha Kyung dikomplain karena keterlambatan prakiraan hujan es misalnya. 

Memang, kita tidak bisa menutup mata bahwa pembatalan pernikahannya membuat Ha Kyung stress apalagi mendapati Ki Jun berselingkuh. Tapi tidak semestinya hal pribadi itu dikaitkan dengan performa pekerjaan. 

Stigma seperti itu justru menghacurkan karir perempuan bahkan membuat mereka enggan untuk mengembangkan potensi dirinya lebih jauh.

Perempuan jadi kepala tim? Why not? Saya heran dengan masyarakat dewasa ini yang masih menganggap pria lebih cocok mengisi posisi kepala atau pemimpin. Saya pikir menjadi kepala atau pemimpin perusahaan bukan soal gender, tapi lebih kepada capability dalam bidangnya. 

Saya lihat Jin Ha Kyung cukup capable dalam melaksanakan tugas-tugasnya, ide-idenya pun begitu cemerlang meskipun terkadang agak terkesan lambat menentukan keputusan. 

Kemampuannya dalam koordinasi pekerjaan dan kerjasama dengan anggota tim lain juga perlu diacungi jempol. Lantas mengapa hal ini tetap diragukan? 

Namun saya sedikit bersyukur karena di tengah serial para anggota tim dan bos Ha Kyung mulai terbuka dengan permasalahan ini dan mengijinkan Ha Kyung mengambil posisi kepala tim walau hanya sementara. 

Tapi saya tetap tidak bisa menolerir kasus dimana teman ibu Ha Kyung mengolok-olok sang ibunda Ha Kyung hanya karena permasalahan sepele. Ia menganggap bahwa jika sang anak saja berantakan pernikahannya, berarti ibunya gagal. Entah gagal yang dimaksud seperti apa. 

Poster film | sumber: www.cafehallyu.com
Poster film | sumber: www.cafehallyu.com

Saya pikir, teman ibu Ha Kyung ini tidak memiliki pandangan luas. Ada banyak faktor yang menyebabkan gagalnya pernikahan yang belum tentu terkait dengan keberhasilan ibunya seperti dalam kasus Ha Kyung dan kakaknya ini. Teman ibunya ini juga seolah abai dengan keputusan dan pendapat pihak yang menjalani pernikahan. 

Jika dibiarkan berlarut-larut, stigma ini bisa menyebabkan perempuan kehilangan semangat dan kepercayaan diri bahkan parahnya lagi bisa menganggap pernikahan itu suram dan pantas dihindari. 

Satu hal lagi,stigma hubungan percintaan di kantor yang sama itu buruk seperti dilontarkan Ha Kyung menurut saya tidak sepenuhnya benar atau salah. 

Perlu diingat bahwa hubungan yang baik adalah hubungan yang saling sayang dan saling mendukung dan bisa saja ini terjadi entah pacar kamu sekantor denganmu atau tidak. Hanya karna masa lalunya dengan Ki Jun kurang baik, bukan berarti Ha Kyung bebas menyuarakan stigma seperti ini. 

Buktinya, hubungannya  dengan Lee Si Woo tetap berjalan baik tidak seperti Ki Jun. The last but not least, film serial ini sangat menarik diikuti. Emosi yang dihadirkan pemain sekelas Song Kang, Park Min Young dan Yoon Park benar-benar mengaduk-aduk emosi kita. 

Edukasi seputar sistem prakiraan cuaca juga menjadi gerbang pembuka pengetahuan masyarakat yang ringan, namun kocak dan berbobot. 

Film serial ini pas banget buat menemani weekend mu, tapi PR buat kalian yang nonton untuk tidak sepenuhnya mengikuti
stigma negatif yang ada dalam cerita film ini ya. Selamat menonton dan selamat berakhir pekan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun