Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... Administrasi - S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesan untuk Hari Esok dari Seniman Jakarta Biennale

26 Desember 2021   19:30 Diperbarui: 27 Desember 2021   12:25 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi I Nyoman Nuarta. Dokumentasi Pribadi

Ada yang berbeda di Museum Nasional Indonesia pada minggu pagi. Museum yang biasanya sepi mendadak ramai antrian mengular para muda-mudi yang ingin menikmati Jakarta Biennale 2021 pasca viral di tiktok. 

Untuk gelaran pameran tahun ini, Jakarta Biennale mengangkat tema 'Esok Membangun Sejarah Bersama'. Instalasi pertama yang menarik perhatian saya adalah Wet Season- Dry Season karya Celia-Yunior bersama dengan Rodrigo Julkim Mendoza Toro. 

Memanfaatkan sekam dan semen sebagai bahan utama, saya tertawa ketika pemandu pameran mengarahkan saya ke lokasi sembari menyebutnya 'instalasi pasir'. 

Bagaimana bisa seorang pemandu pameran bahkan tidak memahami seni sama sekali? Sampai di depan instalasi, saya terdiam mencerna makna di balik instalasi yang paling ditunggu-tunggu semua pengunjung ini. Celia-Yunior menggambarkan kesan pertama mereka melihat Indonesia dengan sangat baik. 

Mereka menggambarkan Indonesia sebagai negara agraris lewat sekam yang ditebar mengelilingi semen yang dibentuk menyerupai tabung kontainer besar. 

Mereka juga memberikan pesan tersirat untuk mengembangkan potensi agraria Indonesia dan sistem bendungan yang luar biasa, tak kalah dengan beberapa bendungan di Kuba yang rata-rata bisa menampung curah hujan sebanyak 122,8 mm. Tak berhenti disitu, saya melangkah ke instalasi berikutnya yang tidak kalah keren karya I Nyoman Nuarta. 

Berbentuk spiral kelabu dengan beberapa pemuda pemudi tampak berlari mengejar sesuatu, instalasi bertajuk 'Ku Yakin Sampai Disana' ini seolah memotivasi kita untuk mengerahkan seluruh daya upaya kita untuk mencapai apa yang kita cita-citakan meskipun pusaran pandemi tak kunjung selesai. Kini tiba waktunya bersantai sejenak di sebuah ayunan biru karya Sri Astari. 

Tidak seperti ayunan kebanyakan, untuk bisa bermain di ayunan ini, kamu harus melewati pintu kecil dikelilingi jeruji besi. Meskipun bermain ayunan tampak menyenangkan, nyatanya kamu tak bisa leluasa bermain disini, serentetan keluhan mulai bermunculan di benakmu mulai dari sempit, panas, susah gerak, baju nyangkut, kepala kepentok, dll. 

Begitulah kurang lebihnya pesan yang ingin disampaikan seniman asal Jakarta ini. Masa pandemi yang panjang ini kerap memicu banyak keluhan dari masyarakat seiring hadirnya kebijakan-kebijakan lockdown, PSBB dan PPKM yang amat membatasi ruang gerak masyarakat. Namun, Sri berharap masyarakat selalu bisa menciptakan kebahagiaan di tengah kungkungan corona. 

Pesan selanjutnya datang dari seniman Alfiah Rahdini asal Bandung lewat mahakarya patung seorang wanita muslimah sedang duduk bersila diatas stupa. 

Sekilas, mahakarya Rahdini sangat mirip dengan rupang Buddha, terutama bagian stupa dan pose duduknya namun kekhasannya terletak pada gerakan tangan seperti sedang memberikan wejangan. Alfiah berpesan agar kita tak pernah lupa melakukan meditasi dan memanjatkan doa kepada Sang Khalik demi kesejahteraan bangsa ini. 

Yayasan Gaya Nusantara beserta seniman Lara Thoms menggunakan metode cetak saring menciptakan sebuah instalasi bertajuk Mie Lurus, serangkaian bungkus mie dan seasoning berwarna-warni. 

Mie instan yang begitu lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia terutama di tanggal tua, menyiratkan pesan bahwa kehidupan masyarakat di era pandemi covid ini begitu sulit bahkan untuk sekadar mencari makan. 

The last but not least, instalasi ruangan serba putih lengkap dengan kursi dan meja penuh buku dan foto juga proyektor 3 puan ini begitu mengagumkan. Kita seolah-olah diajak ikut serta mendengarkan cerita dari para senior pegiat seni tentang betapa banyak wanita terlupakan dalam majunya seni budaya Indonesia. 

Nah, itu dia pesan-pesan luar biasa dari seniman Indonesia dan dunia untuk kita di masa pandemi ini. Teruslah kreatif, inovatif, ciptakan kebahagiaan dan raih cita-citamu meski pandemi masih melanda ya guys.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun