Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... Administrasi - S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Kain Tapis, Berjaya di Met Museum

20 Oktober 2021   20:53 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:35 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian pasti tau Squid Game kan? Itu lho serial drama korea di Netflix yang dibintangi si ganteng Wi Ha-Joon. Eits tapi kali ini, saya tidak mau membahas atau mereview serial ini, takut spoiler ah hihihi. Ngomong-ngomong tentang Squid alias 'cumi-cumi', udah pada tahu belum kalau Indonesia punya wastra tradisional yang tersohor dan berjaya di Met Museum baru-baru ini? Yaps, perkenalkan inilah dia kain tapis. 

Dilansir https://dinaspariwisata.lampungprov.go.id/, kain tapis adalah kain sarung yang umumnya dikenakan wanita (kini juga dikenakan oleh pria) dari suku di masyarakat adat Saibatin dan Pepadun di Lampung pesisir dan pedalaman. Cara pembuatannya cukup sederhana, guys cukup dengan melakukan teknik sulam cucuk dengan benang emas atau perak. 

Biasanya, kain ini dibuat oleh para ibu rumah tangga dan para gadis dikala senggang untuk keperluan adat. Motif yang digunakan bernuansa alam flora maupun fauna dengan pesan tersirat kepada masyarakat untuk menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungan dan Sang Maha Pencipta. 

Pengaruh tradisi Neolitikum dan masuknya Islam ke Lampung juga turut memperkaya rupa-rupa motif kain tapis seperti hadirnya motif matahari, bulan, kait, kunci dan roh-roh manusia yang telah meninggal. Nah, salah satu motif terkenal dari kain tapis ini adalah motif cumi-cumi (squid like forms). 

Eh tapi tapi jangan asal pakai kain ini ya, karena kain motif cumi-cumi ini hanya boleh digunakan saat sedang menjalankan ritual adat saja. Konon katanya, sejak abad ke 19 cumi-cumi dianggap merepresentasikan kekuatan spiritual leluhur dan dianggap sakral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun