Mohon tunggu...
Maria Fillieta Kusumantara
Maria Fillieta Kusumantara Mohon Tunggu... S1 Akuntansi Atma Jaya

Music Addict. Writer. Content creator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kabut (Tamat)

19 Desember 2017   10:51 Diperbarui: 19 Desember 2017   11:07 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.kpopmap.com

Tim teknologi informasi DEA berhasil menemukan satu teknologi baru yang bisa digunakan dalam penangkapan Katniss dan Kim. Teknologi pengendali pikiran jarak jauh. Salah satu perwakilan tim menjelaskan cara mengaplikasikannya pada rapat perencanaan pemeriksaan lanjutan dan penangkapan tersangka dan semua setuju mengujicobakannya. Jika teknologi ini berhasil, akan dipakai dalam pemecahan kasus-kasus narkoba sulit selanjutnya.

"Long weekend sebentar lagi tiba. Kau ingin menghabiskan waktu berdua dengan suamimu?", kataku sambil melihat kalender dimana ada libur nasional di hari senin dan selasa depan kepada Leia berusaha menutupi perselingkuhan suaminya agar ia tidak semakin stress. "Sepertinya. Kami berusaha memanfaatkan moment seperti itu untuk menjalankan program. Kami ingin mengunjungi Hawaii, tempat yang seru dan mengasyikkan. Kau sendiri?", jawabnya senang. "Aku sendiri ingin menghabiskan waktu di Maldives bersama Kim. Aku sedih dirinya seakan tidak semangat menjalani pekerjaannya sejak kabar penyisiran itu", jawabku sambil melirik handphone sekilas yang menegaskan ada notifikasi dari sebuah surat kabar online dibalik chat dari Kim. Aku membaca dengan saksama usai Leia pergi beranjak ke ruang kerjanya.

Ternyata, Paresh yang aku lihat diseberang kantor kemarin itu benar-benar masuk pemberitaan hingga setelahnya. Wanita seksi yang kulihat waktu itu adalah selebgram empunya Titled Kilt, sebuah breastaurant di Arizona sekaligus mantan kekasih Paresh sebelum menikahi Leia. Koran tersebut menyebutkan, sudah lama ada dugaan Paresh berselingkuh dengan wanita yang bernama lengkap Elle Jane Fernandez sejak dirinya kerap mampir di breastaurant mewah itu.

 Aku kembali mencermatinya sambil sedikit melirik sekeliling kalau-kalau ada Leia. Laporan selanjutnya menyatakan hal yang lebih mengejutkan, Elle diduga sengaja menutupi kehamilannya dengan jaket dan Paresh buru-buru mengkonfirmasi bahwa Elle tidak sedang mengandung anak kembar seperti yang diberitakan saat ditanya wartawan. Aku tidak tahu jika wanita itu hamil. Mungkin karena aku melihatnya dalam jarak yang sangat jauh dan terhalang tubuh Paresh.

Aku menjadi sangat sedih dengan Leia. Cepat atau lambat dia pasti akan mengetahui berita ini. Merindukan kehadiran anak setelah menikah bertahun-tahun dan mengetahui suami tercintanya berselingkuh dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasihnya sendiri hingga mengandung ditambah masalah kantor yang semakin runyam pasti membuat dirinya hancur. 

Aku tak ingin akhirnya dia bersikap seperti Bu Daisy nantinya, padahal paras dan badannya begitu rupawan meski aku akui Elle memang jauh lebih seksi dari dirinya. "Hei, kau sedang apa? Ini hari terakhir kita bekerja sebelum long weekend, ayo semangat sedikit", bentak Leia yang datang tiba-tiba menghampiri mejaku. "Umm, tidak sedang apa-apa", kataku gugup sambil menyembunyikan handphoneku.

"Laporan analisis pemberhentian penayangannya harus selesai paling lambat hari ini kata Bu Daisy", katanya lagi. Seakan ada sebuah jarum menusuk di tenggorokanku, apa Bu Daisy sudah gila. "Aku sudah menemukan ada yang mencurigakan pada bisnis Kim dan Park, entah apa itu sehingga aku mencoba meminta bantuan CIA, DEA dan FBI untuk membantu penyelidikan. Kau ini kan bekerja dengan Kim. Kau pasti tau sesuatu, beritahu aku sekarang supaya bisa membantu CIA, DEA dan FBI menyelesaikan masalah ini dan mempertimbangkan Kim dan Park dikeluarkan dari agensi", lanjutnya. "Setahuku, bisnisnya biasa saja, tidak ada yang mencurigakan walaupun selama ini Kim tidak pernah memberitahuku bisnis apa yang ia jalankan. Kau jangan mengarang cerita. Kim orang yang baik", ungkapku tak kalah ketus sambil ngeloyor pergi mengambil segelas air di dispenser dekat ruang kerjaku.

Long weekend di mulai. Aku beristirahat terlebih dahulu bersama Kim di villa yang telah kami sewa setelah melalui perjalanan panjang dan memakan waktu. Aku kembali memandangi perutku yang telanjang semakin membuncit memasuki bulan kelima kehamilanku. Berbaring di sisi Kim membuat diriku semakin merasa sempurna dan seksi untuknya. Aku bersiap memuaskan dirinya selama long weekend ini ketika tiba-tiba terdengar sebuah tembakan di villa kami disertai perintah untuk menyerah dan mengangkat tangan kami. Aku tidak sempat memakai baju dan terpaksa melakukannya dengan mengenakan bikini. Hal yang sama juga terjadi pada Kim yang saat itu hanya mengenakan celana pantai pendek tanpa atasan. Aku menjerit tidak tahu siapa yang datang barusan dan hanya bisa pasrah tangan kami diborgol dan dibawa dengan helikopter.

Petugas yang menangkap kami memberikan kami baju seadanya dan mengatakan dirinya satgas dari DEA. Dia menginginkan Kim menunjukkan sendiri markas dan kantor bisnis yang baru dengan ancaman pistol beramunisi di belakang kepala Kim. Karyawan lain di kantor DEA senang karena teknologi pengendali pikiran jarak jauh itu berhasil. Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa kepergian mereka ke Maldives dan rencana kegiatan selama itu bagian dari pengendalian pikiran oleh DEA yang disusupkan dalam hasrat bercinta mereka. 

Katniss dan Kim menunjukkan markas dan kantor yang berada di bagian barat hutan di Wisconsin. Seusai mendaratkan helikopter, satgas menemukan lusinan botol sabu cair, kokain, ganja dan jenis yang terbaru bernama M-21 atau Malika 21 berbentuk seperti serbuk kristal hasil produksi mereka beserta beberapa alat penggunaan seperti bong dan jarum suntik.

Aku tidak menyangka bisnis yang dilakukan Kim selama ini. Aku mengira dia pria yang baik, romantis dan perhatian namun apa yang terjadi? DEA mengetahuiku terlibat dalam distribusi dan menginterogasiku lebih jauh di dalam markas. Kata-kata Leia kembali terngiang di telingaku bahwa aku sebaiknya hati-hati dengan pria itu tapi sudah terlambat. Aku terlanjur terpikat dengan pesona Kim Min Soek dan menginginkan gaji serta kehidupan yang jauh lebih baik dengan bekerja bersama Kim Min Soek. 

Aku baru sadar bahwa penyisiran beberapa waktu lalu, merupakan penggrebekan markas-markas narkoba yang marak di Amerika sekaligus pencarian bandar narkoba Korea Selatan sukses yang melebarkan sayap ke Amerika Serikat, Kim Min Soek. Ini sekaligus menjadi akhir pekerjaanku di CBS dan aku tahu hidup kedepannya tak akan pernah sama lagi.

Petugas pun sepakat menahan kami beberapa waktu sebelum vonis dijatuhkan kepada kami. Aku mendengar obrolan sipir yang mengatakan bahwa Kim akan dieksekusi mati. Ia sangat meresahkan masyarakat katanya mengikuti ucapan presenter berita televisi yang ditontonnya. Aku berusaha terus mendengar hingga membicarakan bagianku yang menurutnya tidak dieksekusi mati, namun akan ditahan seumur hidup. Aku mengelus perutku dibalik baju tahanan. Betapa kasihan anak tak berdosa ini harus terlahir di penjara empat bulan lagi. Apalagi mengetahui ayahnya akan dieksekusi mati. Aku merasa dia lelaki buaya yang pandai memanfaatkan wanita. Entah berapa wanita lagi yang jadi korbannya, aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.

Aku kembali berbaring di ranjang di ruang tahanan ketika tiba-tiba mendengar suara ruang tahanan dibuka. Park juga ditangkap dalam kasus bisnis Kim dan ruang tahanannya tepat disamping ruang tahanan Kim. Selain Park, ternyata aku baru tahu bahwa rekan kerjaku di CBS Sandara Lee juga menjadi tahanan kasus Kim yang berhasil ditangkap lewat teknologi pengendali pikiran DEA saat sedang menikmati santai sore di sebuah restoran bersama kekasihnya dan kaget dirinya satu ruang tahanan denganku. Seandainya waktu bisa diputar kembali, kejadian ini takkan pernah terjadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun