Siapa tak kenal dengan wayang? Seni pertunjukan asli Indonesia yang berkembang pesat di Jawa dan Bali juga populer di daerah Sumatera hingga ke Semenanjung Malaya, Vietnam dan Thailand. Tapi tahukah kamu bahwa wayang tidak hanya tersohor di Asia Tenggara saja?Â
Di Museum Wayang yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No.27, Jakarta Barat, kamu bisa melihat beragam koleksi wayang dari berbagai negara seperti India, Tiongkok, Amerika Serikat, Perancis, Polandia dan Rusia sekaligus cara pembuatannya. Let's check this out!
1. Rusia
Ini nih guys wayang dari Rusia. Gemas adalah kata pertama yang terlontar saat melihat wayang ini, rasanya ingin mencubit pipi wayang ini yang terlihat tembem. Â Wayang perempuan cantik bak boneka Barbie bernama Matryoshka ini terbuat dari kayu dan plastik serta dilapisi kain panjang menyapu lantai dan dilengkapi dengan perhiasan mulai dari kepala, tangan hingga kaki. Biasanya wayang ini dijadikan souvenir dalam bentuk batu keramik mulai dari paling kecil hingga paling besar.
2. Polandia
Berbeda dengan wayang Rusia yang hanya menampilkan sosok perempuan, wayang Polandia ini menampilkan sosok perempuan dan laki-laki yang tampak elegan dengan pakaian ala kerajaan.
Wayang India yang ditampilkan disini sangat beragam mulai dari kegiatan kerja sehari-hari keluarga, silsilah keluarga pewayangan, hingga kegiatan keagamaan.
Tentu masih ingat donk tren aksesoris dan busana bertema unicorn yang melanda kawula muda baru-baru ini. Kuda bertanduk dengan ekor singa ini sering dikaitkan dengan kekuatan cinta, penyembuhkan, pemurnian. Walaupun ada pro dan kontra mengenai keberadaannya, tapi aku kasih tahu kalo makhluk unicorn itu beneran ada! Nih buktinya
Tapi, kamu tahu tidak asal muasal film ini dikembangkan? Nah, wayang berbentuk badut berambut merah inilah jawabannya. Tidak sendiri, wayang ini juga ditemani keempat temannya yang juga tak kalah menyeramkan. Hiiiy
Dikenal dengan nama Wayang Potehi, wayang yang tampil dalam balutan busana khas Kerajaan Tiongkok ini pun sudah menjadi sahabat warga Indonesia sebelum era reformasi karena sering tampil dalam bentuk pertunjukan terutama saat hari raya Imlek di kawasan Pecinan seperti di Glodok dan Singkawang. Namun sayang, popularitasnya kian menurun dan kini hampir punah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H