Mohon tunggu...
MARIA ENGZELITA
MARIA ENGZELITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa aktif jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Edible Vaccine: Gigit, Nikmati, Terlindung

4 Juni 2023   10:51 Diperbarui: 4 Juni 2023   10:55 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang bisa menyangka betapa dunia akan berubah dengan drastis hanya dalam waktu yang singkat? Kemunculan COVID-19 telah mengubah sebagian kehidupan kita. Layaknya film science fiction, COVID-19 muncul secara misterius di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Virus tersebut, disebut SARS-CoV-2, dengan cepat menyebar ke negara-negara lain, menimbulkan pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para ilmuwan bekerja keras untuk memahami asal-usul virus ini, dan teori awal mengarah ke kontak manusia dengan hewan liar yang dijual di pasar makanan laut. Tidak butuh waktu lama bagi COVID-19 untuk menyebar ke seluruh penjuru dunia. Infeksi yang cepat dan mudah, yang ditularkan melalui tetesan pernapasan, menyebabkan ledakan kasus positif. Negara di dunia terpaksa mengambil langkah-langkah drastis, seperti lockdown dan pembatasan sosial, untuk memperlambat penyebaran virus. COVID-19 mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain, menciptakan ketidakpastian dan kecemasan global. 

Di tengah kekacauan ini, vaksinasi muncul sebagai harapan terang dalam gelapnya pandemi. Para ilmuwan bekerja tanpa lelah untuk mengembangkan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif. Setelah uji klinis yang ketat, beberapa vaksin yang luar biasa telah disetujui dan didistribusikan di seluruh dunia. Vaksinasi menjadi senjata utama kita dalam melawan virus ini. Vaksinasi COVID-19 memberikan manfaat yang sangat penting bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Vaksin membantu melindungi kita dari infeksi yang berat, komplikasi serius, dan risiko kematian akibat COVID-19. Selain itu, vaksin juga berperan dalam melindungi orang-orang yang rentan, seperti lansia dan individu dengan kondisi medis yang mendasarinya. Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, kita dapat membangun kekebalan kelompok yang melindungi masyarakat secara keseluruhan.

Upaya pengembangan vaksin yang efektif dan mudah diakses untuk melawan COVID-19 menjadi prioritas utama para peneliti dan perusahaan farmasi di seluruh dunia. Namun, masalah aksesibilitas, ketersediaan, biaya, dan penyimpanan vaksin konvensional menjadi hambatan utama, terutama bagi negara berkembang. Tetapi, apakah Anda pernah membayangkan jika vaksin dapat dikonsumsi dengan cara yang sama seperti makanan yang kita makan setiap hari? di gigit, di nikmati, dan memberikan efek perlindungan dengan memicu pembentukan sistem kekebalan tubuh. Terbentuknya sistem kekebalan tubuh menandakan bahwa tubuh mampu untuk tetap aman dengan memberikan perlindungan terhadap agen berbahaya (agen asing) dan melibatkan garis pertahanan terhadap sebagian besar mikroba, virus, serta respons khusus dan sangat spesifik terhadap penyebab penyakit tertentu. Inilah yang disebut "Edible Vaccine" atau vaksin nabati yang dapat dimakan.

Edible vaccine menawarkan berbagai keunggulan yang menyebabkan vaksin ini akan lebih mudah diterima di kalangan masyarakat. Tanpa jarum suntik, salah satu keuntungan utama vaksin ini adalah tidak menggunakan jarum suntik, yang artinya tidak ada lagi rasa sakit dan rasa cemas ketika vaksinasi hal ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam vaksinasi. Mudah dikonsumsi, edible vaccine dapat dikonsumsi dalam bentuk yang cenderung disukai masyarakat seperti tablet, kapsul, minuman, makanan dan bahkan permen. Edible vaccine tidak memerlukan suhu yang sangat rendah untuk menjaga khasiatnya. Selain itu vaksin ini juga memiliki daya jangkau yang lebih luas daripada vaksin biasa, dengan tidak memerlukan suhu yang sangat rendah dan dapat diperkecil bentuknya dengan kapsul atau tablet distribusi ke daerah yang sulit diakses akan lebih mudah. Hal juga bisa menjadi jawaban dari kendala vaksinasi pada negara berkembang yang memiliki banyak daerah dengan akses terbatas. Dengan keunggulan-keunggulan yang diberikan, edible vaccine menjadi sebuah terobosan terbaru dalam pengembangan vaksin dengan melibatkan penggunaan tanaman sebagai media penyalur "pabrik" untuk menghasilkan antigen yang aman dan efektif bagi tubuh manusia dalam bentuk protein. 

Cara pembuatan edible vaccine untuk COVID-19 dapat melalui beberapa langkah yang mudah dimengerti. Pertama, para ilmuwan mengidentifikasi bagian virus SARS-CoV-2 yang penting untuk merangsang respons kekebalan tubuh. Biasanya, ini melibatkan protein spike (S) yang ada di permukaan virus. Teknologi bioteknologi dimanfaatkan dalam produksi edible vaccine, dimana gen yang mengkodekan protein spike akan dimasukkan ke dalam tanaman seperti tomat atau tembakau yang telah dimodifikasi secara genetik. Tanaman tersebut kemudian tumbuh dan menghasilkan protein spike virus. Protein spike yang dihasilkan dari tanaman diekstraksi dan dimurnikan, kemudian, protein spike ini diolah menjadi bentuk yang dapat dikonsumsi, seperti tablet atau kapsul. Ketika kita mengkonsumsi edible vaccine tersebut, protein spike yang ada di dalamnya akan merangsang sistem kekebalan tubuh kita. 

Tubuh akan mengenali protein spike tersebut sebagai benda asing dan mulai memproduksi antibodi yang memicu respons kekebalan sistemik dan mukosa, karena virus penyebab COVID-19 menginfeksi melalui mukosa pernapasan, serta memicu juga sel-sel kekebalan lainnya untuk melawan virus SARS-CoV-2. Dengan demikian, pembuatan edible vaccine untuk COVID-19 melibatkan penggunaan tanaman yang telah dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan protein spike virus. Melalui konsumsi vaksin ini, tubuh kita dapat mengembangkan kekebalan terhadap virus tersebut, membantu melindungi diri kita dari COVID-19. Dengan adanya revolusi vaksin ini, diharapkan angka paparan dan kematian akibat COVID-19, penyakit infeksi lainnya seperti hepatitis, dapat diturunkan secara signifikan, terutama di negara-negara berkembang. Pengembangan lebih lanjut dan uji coba yang lebih banyak masih diperlukan untuk mengoptimalkan teknologi ini. Mungkin suatu hari nanti, kita dapat melindungi diri kita dengan mengonsumsi vaksin seperti kita mengonsumsi makanan sehari-hari.

Referensi 

Academies, A. (2023). Travel and Edible Vaccine. Diakses dari https://alliedacademies.com/vaccines-congress-2018/2018/events-list/travel-and-edible-vaccines1

Dhama, K., Natesan, S., Iqbal Yatoo, M., Patel, S. K., Tiwari, R., Saxena, S. K., & Harapan, H. (2020). Plant-based vaccines and antibodies to combat COVID-19: current status and prospects. Human vaccines & immunotherapeutics, 16(12), 2913--2920. https://doi.org/10.1080/21645515.2020.1842034 

Immunize.org. (t. t.). How to Administer Intramuscular and Subcutaneous Vaccine Injections. Diakses dari https://www.immunize.org/catg.d/p2020.pdf 

Kurup, V. M, & Thomas, J. (2020). Vaksin yang dapat dimakan: janji dan tantangan. Mol Bioteknol, 62(2), 79--90. https://doi.org/10.1007/s12033-019-00222-1 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun