Sejak  awal tahun 2020, tepatnya pada tanggal 9 Maret WHO secara resmi mendeklarasikan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi. Istilah tersebut digunakan setelah mengetahui penyebaran virus corona yang secara cepat meluas di seluruh dunia sehingga dapat dikatakan sebagai masalah global.
Dilansir dari Aljazeera (7/7/2020), ada sekitar 188 negara di dunia yang terjangkit virus Covid-19 dengan angka kematian mencapai 535.000 orang. Angka ini terbilang cukup tinggi dibanding dengan kasus penyakit SARS yang pernah terjadi beberapa tahun silam.
Penyebaran virus Covid-19 ini telah berdampak tidak hanya pada bidang kesehatan saja. Namun, virus Covid-19 ini telah merombak segala tatanan kehidupan manusia di dunia, mulai dari aspek ekonomi, politik, hingga sosial budaya. Berbagai cara pun mulai dilakukan untuk memerangi pandemi Covid-19 ini. Namun, jumlah kasus pandemi Covid-19 kini terus mengalami peningkatan setiap harinya. Kepanikan dan kecemasan pun mulai dirasakan oleh masyarakat diseluruh dunia, terlebih status darurat yang ditetapkan otoritas kesehatan dunia dengan melakukan pembatasan sosial, karantina, hingga membatasi pergerakan masyarakat  yang alhasil kondisi ini mengakibatkan terganggunya kesehatan mental seseorang dan berujung pada depresi. Lebih jauh lagi pandemi Covid-19 ini dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang cukup serius dan bertahan dalam jangka Panjang.
WHO menyimpulkan hasil survei pada 5 Oktober 2020 bahwa virus Covid-19 telah mengganggu layanan kesehatan mental sebanyak 93% dari 130 negara di dunia. Angka tersebut tentu terbilang bukan sedikit, terlebih saat ini peningkatan kasus gangguan kesehatan mental mulai melonjak selama pandemi Covid-19. Kita tidak boleh menganggap remeh kasus ini sebab kesehatan mental memegang peranan yang penting dalam kehidupan setiap individu.
Menurut WHO, menyebutkan bahwa karakteristik mental yang sehat adalah sebagai berikut.
- Menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran
- Mudah menyesuaikan diri
- Lebih senang memberi daripada menerima
- Lebih cenderung membantu daripada dibantu
- Memiliki rasa kasih sayang
- Selalu bangga dengan hasil usahanya
- Menerima kekecewaan dengan menjadikan kegagalan sebagai pengalaman
- Selalu berpikir positif (positive thingking)
Sedangkan menurut Thrope, orang yang mentalnya tidak sehat memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
- Merasa tidak bahagia dalam kehidupan dan hubungan sosial
- Merasa dalam keadaan tidak aman, tertekan dengan rasa takut, dan khawatir yang mendalam
- Tidak percaya akan kemampuan diri
- Tidak memiliki kematangan emosional
- Kepribadian yang kurang mantap
- Mengalami gangguan dalam sistem syarafnya
- Tidak dapat memahami kondisi diri sendiri
- Anxiety (kecemasan/kegelisahan) dalam kehidupan individu
- Mudah tersinggung/marah
- Agresif dan destruktif (merusak)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2019) telah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa depresi dan kecemasan menyebabkan kerugian ekonomi global sebesar 1 triliyun USD setiap tahunnya akibat hilangnya produktivitas sumberdaya manusia. Untuk itu, perlu suatu tindakan atau upaya-upaya yang dapat meningkatkan kesehatan mental seluruh umat manusia.
Untuk meningkatkan Kesehatan mental, ada beberapa tips yang dapat kita lakukan menurut penuturan dr. Andi Marsa Nadira. Berikut tips yang dapat kita lakukan.
- Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat dilakukan dengan cara berolahraga. Olahraga pun tidak selalu olahraga yang berat, melainkan dapat dilakukan dengan olahraga ringan di rumah saja, seperti melakukan peregangan dan mengatur pernafasan.
- Mengonsumsi makanan bergizi
Makanan bergizi sangat diperlukan bagi tubuh, terutama dalam peningkatan kesehatan mental. Kita dapat mengonsumsi makanan yang mengandung protein, lemak sehat, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Makanan bergizi tersebut dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan, daging, ikan laut, kacang-kacangan, serta susu.
- Menghentikan kebiasaan buruk
Pola kebiasaan buruk dapat menjadi salah satu faktor utama penurunan kesehatan mental kita. Kita harus bisa menghentikan kebiasaan buruk tersebut, seperti begadang, merokok, hingga konsumsi minuman beralkohol. Kebiasaan buruk tersebut dapat meningkatkan resiko terserangnya virus atau penyakit.
- Melakukan rutinitas yang disukai
Untuk meningkatkan kesehatan mental kita selama pandemi ini, kita dapat melakukan hobi atau aktivitas yang kita sukai, seperti memasak, melukis, membaca buku, menonton film, menulis, dll. Kegiatan tersebut tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas, melainkan juga dapat menghilangkan rasa jenuh kita selama karantina di rumah.
- Lebih bijak memilih informasi
Seperti kita tahu bahwa selama pandemi ini, banyak sekali berita-berita yang tersebar melalui media sosial. Berita-berita tersebut tak jarang yang hoax atau belum terkonfirmasi kebenarannya sehingga sering kali kita termakan oleh informasi tersebut yang dapat membuat kita cemas berlebihan. Oleh karenanya, pilihlah informasi yang kita terima secara kritis dan bijak.
- Menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat
Luangkanlah waktu untuk bercerita kepada sahabat dan keluarga, baik secara langsung maupun melalui pesan singkat, telepon, atau video call untuk mencurahkan segala kegelisahan ataupun kekhawatiran kita. Dengan begitu, tekanan kita sedikit berkurang dan kita dapat merasa lebih tenang.
Beberapa tips di atas dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental kita. Namun, jika  ada gangguan pada kesehatan mental yang belum dapat teratasi maka alangkah lebih baik jika berkonsultasi ke psikolog maupun psikiater yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menjaga diri agar tidak terpapar virus Covid-19 memang perlu. Namun, Kesehatan mental juga harus mendapat perhatian khusus, terlebih bagi mereka yang terdampak virus Covid-19 sebab gangguan pada kesehatan mental akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H