Biaya yang begitu besar belum membuat mereka gentar, meski kini sudah tidak ada lagi penghasilan bulanan yang biasa dihasilkan Pak Surya. Mulai dari mobil pribadi, sepeda motor pribadi, rumah pribadi atas nama Ibu Sutinah, hingga tabungan mereka terkuras untuk pengobatan itu. Hingga klimaksnya tahun 2008, Ibu Sutinah sudah tidak memiliki cukup dana lagi untuk menopang pengobatan ayah kedua anaknya. Tepat 17 Agustus 2008, Pak Surya meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Begitupun mereka harus keluar dari rumah pribadi atas nama Pak Surya yang merupakan harta mereka satu-satunya yang masih tersisa.
Rumah yang memang terlalu besar untuk dihuni dua orang anak dan seorang istri yang ditinggalkan Pak Surya ini. Rencananya mereka akan mengganti dengan rumah yang lebih kecil dan lebih murah. Sebagian uangnya akan digunakan untuk membayar pinjaman uang untuk biaya mereka belakangan sebelum Pak Surya meninggal. Sisanya untuk modal jualan makanan di depan rumah baru mereka. Namun itupun tidak berlangsung lama, dua tahun kemudian rumah ini juga terjual untuk biaya mereka. Kejamnya ibu kota membuat mereka harus tinggal di gubuk tua dan mengadu nasib di balik kelamnya kerlap-kerlip malam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI