Mohon tunggu...
Maria Ekaristin
Maria Ekaristin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di UPN Veteran Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Upin & Ipin Keris Siamang Tunggal

15 September 2024   00:23 Diperbarui: 15 September 2024   00:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak tahu film ini? Film yang dirilis mulai 9 Mei 2019 di Bioskop Indonesia ini sangat menarik perhatian di kalangan masyarakat terutama penggemar Upin & Ipin. Film ini juga sudah ditayangkan di MNCTV. Jadi, untuk yang belum nonton di bioskop dan ingin menontonnya bisa menonton di TV Anda. Film ini menceritakan tentang kisah Keris Siamang Tunggal. Dimana Upin & Ipin, Susanti, Mei-Mei, Jarjit, Ehsan, Mail, dan Fizi saat sedang bermain di Gudang Tok Dalang mereka kemudian menemukan sebuah keris tua yang ternyata berkekuatan magis. Berdasarkan legenda di masyarakat sekitar, kekuatan Keris Siamang Tunggal memang luar biasa. Terbukti dengan Upin, Ipin, dan para sahabat yang tiba-tiba terseret hingga Kerajaan Inderaloka. Mereka pun panik dan berteriak minta tolong tapi nihil karena mereka di hutan. Setelah itu Ehsan, Upin, Jarjit, dan Mei-Mei bertemu dengan Mat Jenin. Sedangkan, Upin, Fizi, Mail, dan Susanti bertemu dengan Belalang. Dari situlah kisah Keris Siamang Tunggal ini dimulai. Penasaran dengan kisah selanjutnya? Lanjut nonton di MNCTV aja yah. Sekarang saya akan menganalisis kelebihan dan kekurangan film tersebut. Kita mulai dari kelebihannya dulu ya! Untuk kelebihannya sendiri dimulai dari animasi tokohnya yang beda, jadi terkesan baru. Sepertinya sengaja ya? Agar berbeda dengan animasi di TV. Kelebihannya yang kedua adalah banyak tokoh baru seperti Mat Jenin, Belalang dan Bapaknya, Orang-orang di Kerajaan Inderaloka, Bawang putih & merah, dan lain-lainnya. Lalu, kelebihannya yang ketiga ada ceritan yang mudah dipahami oleh anak-anak. Lalu dari musik dan lagu-lagunya menyenangkan dan sesuai dengan suasana hati film. Desain latar belakang dan elemen magis sering kali kreatif dan menarik, memberikan suasana yang menyenangkan pun bisa menjadi kelebihannya. Setelah dari kelebihan pastinya ada kekurangannya loh ya. Yang pertama, animasi tokoh-tokohnya terkesan aneh juga di lain sisi karena kayak tajem banget gitu. Yang kedua, bahasa Indonesia tidak dijadikan sebagai kata pengantar. Lalu yang ketiga, alurnya yang sederhana. Jadi untuk penonton yang sudah remaja atau dewasa seperti saya pasti merasa bahwa alur ceritanya bisa ditebak hanya dengan sekali nonton. Yang keempat, karakter baru yang diperkenalkan mungkin tidak mendapatkan cukup waktu layar untuk berkembang atau berinteraksi secara mendalam dengan karakter utama. Pesan yang bisa saya dapatkan dari film ini adalah sayangilah ibu mu, jangan durhaka seperti Sitanggang. Di scene itu bisa diambil juga dari cerita Si Malik Kundang. Film tersebut mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian, persahabatan, dan kerja sama. Ini sesuai dengan nilai-nilai positif yang seringkali diusung dalam film-film anak. Nilai-nilai keberanian ada di scene saat Upin & Ipin berani untuk menolong Mat Jenin ketika hampir mati di tangan Raja Bersiong dan scene dimana teman-teman Upin & Ipin berani untuk melawan pasukan Raja Bersiong. Nilai-nilai kerjasama dan persahabatan ini juga bisa dilihat di scene dimana teman-teman ini selalu bersama saat berpisah sampai akhirnya dipertemukan kembali. Belalang yang juga welcome terhadap teman-teman Upin & Ipin meskipun di awal seperti bocah tengil. Opini saya tentang Film Upin & Ipin Kisah Keris Siamang Tunggal ini adalah penyampaian pesan yang disampaikan lewat scene -scene pasti nya sangat mudah dipahami langsung oleh anak SD dan SMP. Lalu, film ini juga cocok untuk saya yang biasanya bosen sama tontonan TV jaman sekarang. Ya ini karena saya juga suka series Upin & Ipin sih hahaha. Sekian itu saja review film Upin & Ipin Keris Siamang Tunggal dari saya, maafkan kesalahan dalam pemilihan kata dan kalimat dari saya. Sampai jumpa di review film selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun