Mohon tunggu...
Maria Divavenus
Maria Divavenus Mohon Tunggu... Jurnalis - writer in training

XIE/15

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cabai Bukan Tanaman Asli Indonesia? Kok Bisa Sampai ke Indonesia?

23 Agustus 2019   22:03 Diperbarui: 23 Agustus 2019   22:08 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahap yang pertama adalah tahap pemilihan dan penyiapan tanaman induk sumber eksplan. Di tahap ini, tanaman yang akan di kulturkan harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Tanaman tersebut harus di simpan dan di persiapkan secara khusus di rumah kaca supaya tidak terkontaminasi saat akan di kulturkan secara in vitro.

  • Inisiasi

Tahap yang kedua adalah tahap inisiasi. Di tahap ini, jaringan yang menarik disterilkan untuk mencegah mikroorganisme dari mempengaruhi proses secara negatif.

Selama tahap inilah jaringan diinisiasi untuk dikultur. Pada tahap ini, segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow. Alat-alat yang akan dipakai juga harus dalam keadaan steril. Termasuk juga teknisi yang melakukan kultur jaringan ini.

  • Multiplikasi

Tahap ketiga adalah tahap multiplikasi. Di tahap yang ketiga ini, bahan tanaman akan diperbanyak, seperti tunas dan embrio. Perbanyakan bahan tanaman dilakukan dengan cara merangsang pertumbuhan tunas cabang dan percabangan aksiler. Bisa juga dengan merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif.

  • Penumbuhan akar

Untuk tahap terakhir, atau tahap keempat, adalah untuk penumbuhan akar. Pada tahap ini, akan dibentuk akar tanaman dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in vitro ke lingkungan luar.

Manfaat-manfaat melakukan kultur jaringan adalah :

  • Waktu yang dibutuhkan sangat cepat
  • Terbentuknya varietas baru yang bebas hama dan penyakit
  • Kultur jaringan dapat menumbuhkan tanaman sepanjang tahun, terlepas dari cuaca atau musim.
  • Sangat sedikit ruang yang dibutuhkan
  • Membantu dalam menumbuhkan stok tanaman bebas virus.

Maka, karena teknik kultur jaringan memakan waktu yang sangat singkat, dan tanaman yang dihasilkan bebas penyakit, serta hanya memakai sebagian kecil tanaman. Teknik ini sangat cocok digunakan untuk memindahkan gen asli tanaman ke negara lain.

Saya pribadi setuju dengan "negara maju yang mengambil plasma nutfah negara lain untuk dikembangkan di negaranya sendiri". Karena teknologi zaman sekarang sudah berkembang pesat, dan kita dapat melakukan kultur jaringan untuk hal tersebut.

Alasan yang kedua adalah karena semua sumber hayati, baik tanaman maupun hewan, yang ada di dunia ini sifatnya universal. Artinya adalah tanaman dan hewan tidak dapat diklaim milik negara tertentu. Itu milik dunia.

Sebagai umat manusia yang mencintai lingkungan, kita juga harus melestarikan sumber hayati yang ada, dengan cara mengembangkannya secara maksimal. Menjaga supaya tanaman dan hewan yang ada tidak punah. Mengembangkan gen asli di negara lain adalah salah satu cara untuk melestarikannya. Negara yang sudah maju, dapat membantu negara lain untuk melestarikan sumber hayatinya dengan teknologi mereka.

Mengambil plasma nutfah negara lain ini juga erat hubungannya dengan kesejahteraan manusia. Contoh konkritnya adalah pengembangan tanaman di Afrika Selatan. Penelitian bioteknologi tanaman Afrika Selatan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi perekonomian nasional. Di beberapa negara, misalnya Maroko dan Mesir, contohnya adalah budidaya komersial tanaman hias dan kurma. Namun, sebagian besar aplikasi kultur jaringan, difokuskan pada tanaman di Nigeria, Ghana, Zambia, dan Zimbabwe. Meskipun Afrika kaya akan penggunaan bioteknologi, Afrika Selatan belum memanfaatkan hal tersebut secara penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun