Mohon tunggu...
Maria Da Costa
Maria Da Costa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Just be yourself

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membahas Perkembangan Media Baru dan Media Lama dan Konsekuensinya Bagi Jurnalis

15 Maret 2022   21:10 Diperbarui: 16 Maret 2022   08:40 2986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perbedaan Media Lama dan Media Baru. Sumber: Alinea.ID

Media menjadi salah satu tempat masyarakat dalam mencari informasi-informasi yang dibutuhkan. Perkembangan teknologi mengakibatkan media berkembang dan muncul media baru. Proses produksi dan konsumsi media lama dan baru juga mengalami perubahan. Perubahan ini memiliki konsekuensi bagi jurnalis.

Lantas apa saja perbedaan media lama dan media baru? Bagaimana konseukuensi bagi para jurnalis? Yuk kita simak bersama!

Media Lama

Media lama adalah proses produksi dan penyimpanan informasi atau datanya dibagi menjadi dua yaitu media cetak seperti koran, majalah, tabloid dan media elektronik seperti televisi dan radio.

Koran dan televisi menjadi contoh media lama. Sumber: Cilacapklik.com
Koran dan televisi menjadi contoh media lama. Sumber: Cilacapklik.com

Salah satu karakteristik media lama menurut Meifitri dan Susanto (2020), bahwa penyampaian berita dalam media lama selalu terlambat dan ketinggalan dibandingkan media baru. Hal ini dikarenakan media lama memiliki jam tayang tertentu untuk menayangkan informasi.

Karakteristik selanjutnya yaitu media lama juga biasanya terbit secara berkala. Contohnya seperti koran atau majalah yang biasanya terbit secara harian, mingguan, bahkan bulanan.

Tak hanya itu umpan balik (feedback) dalam media lama bersifat tidak langsung. Artinya, kita sebagai audiens tidak dapat memberikan umpan balik saat itu juga ketika kita sudah menerima informasi.

Media Baru

Perkembangan teknologi mengakibatkan perkembangan media juga. Media lama bertransformasi menjadi media baru.

Media baru merupakan jenis media yang menggunakan teknologi digital. McQuail dalam Romeltea (2019) menjelaskan bahwa media baru merupakan tempat pesan-pesan komunikasi dapat dengan mudah untuk disalurkan menggunakan teknologi internet dan melibatkan audiens untuk meningkatkan proses interaksi dan komunikasi.

Media sosial menjadi contoh media baru. Sumber: binus.ac.id
Media sosial menjadi contoh media baru. Sumber: binus.ac.id

Jika dalam media lama, informasi selalu terlambat, maka dalam media baru informasi selalu cepat. Audiens dapat dengan mudah mengetahui informasi yang sedang terjadi saat itu juga.

Informasi yang disampaikan di media baru tidak secara berkala seperti media lama. Dalam media baru, selalu ada informasi-informasi up to date yang dapat hadir setiap jamnya.

Rangkuman Perkembangan Media Informasi. Sumber: Kompas.id
Rangkuman Perkembangan Media Informasi. Sumber: Kompas.id

Selain itu, umpan balik yang diperikan juga dapat secara langsung. Audiens dapat membagikan atau memberikan komentar terhadap informasi yang mereka dapatkan secara langsung.

Dalam media baru, faktor produksi dan distribusi tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu. Hal ini dikarenakan media baru dapat memberikan dan menyebarkan informasi dalam jumlah yang banyak ke mana pun pada waktu yang sama.

Sedangkan pada faktor penerima informasi (audiens) dapat menerima banyak pilihan informasi sehingga dituntut untuk memilih informasi secara hati-hati dan berdasarkan kebutuhan.

Konsekuensi Perkembangan Media Bagi Jurnalis

Perkembangan dari media lama ke media baru membuat bentuk informasi yang audiens dapatkan juga ikut berubah. Tak hanya itu, pola perilaku jurnalis pun juga ikut berubah sehingka kita kenal dengan jurnalis online atau jurnalis multimedia atau jurnalisme digital.

Hamna (2018) menjelaskan perkembangan media membuat jurnalis dituntut untuk lebih cepat mendapatkan dan mengirinkan informasi kepada audiens. Artinya, para jurnalis online harus terus-menerus memperbarui informasi yang mereka sebarkan seiring dengan temuan-temuan baru yang mereka dapatkan di lapangan.

Namun, jurnalis yang berlomba-lomba untuk membuat berita secara cepat terkadang tidak mengdepankan keakuratan isi berita. Hal ini menjadi salah satu tantangan bagi jurnalis di era media baru agar dapat menyajikan berita secara cepat dan juga akurat serta mengedepankan kode etik.

Tidak hanya itu, para jurnalis juga dituntut untuk lebih semangat dan harus menguasai berbagai aplikasi dan teknologi media baru agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan audiens.

Jurnalis juga dituntut untuk memiliki banyak keahlian selain menulis berita. Para jurnalis harus dapat memfoto, merekam, mengedit informasi-informasi yang mereka dapatkan agar dapat menyajikan informasi secara lengkap dan akurat kepada audiens.

Untuk lebih lanjut mengenai jurnalisme digital bisa langsung simak video ini Proses Produksi dan Penyampaian Informasi Dalam Jurnalisme Digital

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun