Mohon tunggu...
@mar.dov
@mar.dov Mohon Tunggu... Lainnya - Juru ketik

Mengetik untuk menggelitik

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pelajaran Berbohong

25 November 2021   20:20 Diperbarui: 15 Desember 2021   08:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hari guru ini, saya galau. Belum satu dasawarsa menjadi guru, saya mulai menyangsikan kebenaran nilai-nilai yang saya ajarkan sendiri. Tempo hari saya mengingatkan seorang murid yang kedapatan berbohong. 

Murid ini, dengan seenak jidatnya, menyalin sumber bacaan di internet dan diakui sebagai karyanya sendiri. Perbuatan tercela itu bukan? Mengkhianati nilai-nilai luhur dunia pendidikan yang mementingkan integritas dan kejujuran.

Ketika ditanya, murid ini berkilah. Katanya, "Bu, yang penting saya kumpul. Kalau ga kumpul saya kena marah Ibu, wali kelas saya, lanjut bikin kecewa orang tua. Tugas-tugas saya banyak, Bu. Realistis lah. "

Alasan klise memang. Tapi mengendap lama di pikiran saya. Jujur saja,  perbuatan murid saya ini sudah amatlah biasa, terutama bila berkaca pada tabiat dan kebiasaan di negeri saya, Wakanda.

Di sini, berbohong adalah salah satu keahlian yang mutlak untuk bertahan hidup. Bohong juga adalah seni yang bila dilakukan dengan apik bisa menyelamatkan muka sendiri dan memakmurkan keluarga dan 7 turunannya. 

Coba pikir, apa jadinya jika para maling tidak berbohong atas kelakuannya? Atau jika si maling tidak keseringan ngeles sakit perut ketika dipanggil di persidangan? Penjara penuh, polisi menganggur, kas negara full.


Apa jadinya jika juru kampanye berkata sejujur-jujurnya soal belang kandidat yang diusungnya? Kalau saja si politisi tak banyak dipoles, tak keluar masuk selokan, gagal terpilih, gagal balik modal.  

Di negeri saya, kalau kita jujur seperti tokoh-tokoh di mata pelajaran PPKN itu, hidupnya ya begitu-begitu saja. Ga bisa pamer jalan-jalan ke bulan, atau beli vespa 1 miliar.

Kalau lagi ketiban sial, bahkan, jujur bisa berarti surat pemecatan atau surat kematian. Tapi kalau lagi beruntung, orang jujur bisa jadi pahlawan dalam sehari dan dielu-elukan media seantero negeri.

Seperti tetangga saya, Pak Kiman. Ia pemulung. Di umurnya yang ke-60 untuk pertama kalinya ia masuk berita. Gara-garanya ia menemukan tas berisi ratusan juta dan karena kurangnya keterampilannya dalam berbohong, ia mengembalikan tas itu kepada yang punya. Ia lalu dikunjungi pejabat tingkat tinggi, dipotret sana-sini. Sehabis itu, ya balik memulung lagi.

Bayangkan jika uang ratusan juta itu ia gunakan sebagai modal berdagang, investasi saham, atau bikin usaha kos-kosan, otomatis ia bakal naik kelas dan didepak dari daftar orang kismin negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun