Penerapan Model Problem Based Learning dengan Teknik TPR untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan bahasa dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat menghilangkan stres pada peserta didik karena masalahmasalah yang dihadapi dalam pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing, dan juga dapat menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang dapat memfasilitasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pelajaran tersebut.

Proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan topik Giving Instructions mengunakan model pembelajaran Problem based Learning (PBL) dengan teknik Total Physical Response (TPR)  berjalan dengan lancar, dan seluruh tahapan dari model Problem based Learning dijalan dengan baik. Kegiatan ini diterapkan pada peserta didik kelas VIII C yang berjumlah 26 orang dan saya sebagai gurunya. Waktu pelaksaan kegiatan ini adalah 2 kali pertemuan, dengan rincian 1 pertemuan = 2 jam pelajaran (80 menit), yaitu pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2022.

Pada kegiatan pendahuluan, peserta didik diberikan kesempatan menonton sebuah video yang menggambarkan situasi kelas saat guru memberi instruksi. Kemudian, mereka diminta oleh guru untuk menyebutkan setiap instruksi yang terdapat dalam video tadi. Pada kegiatan inti, peserta didik diminta mendemonstrasikan perintah (instructions) dalam Bahasa inggris yang diberikan oleh gurunya secara langsung dan bergantian diantara mereka (role play). Dalam penerapan model pembelajaran ini, guru menggunakan media video, gambar, dan slide power point. 

Disamping itu, guru juga mendesain lembar kerja peserta didik dengan menambahkan gambar-gambar menarik, sehingga peserta didik lebih senang dan bersemangat mengerjakan tugas. Selain itu, pengerjaan LKPD dikerjakan secara berpasangan sehingga mereka saling bekerja sama. Setelah itu, peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan dialog pendek dan sederhana yang melibatkan ungkapan memberi instruksi di depan kelas. Adapun alat dan bahan yang digunakan selama proses pembelajaran ini ialah laptop, handphone, LCD proyektor, speaker aktif, spidol, dan Whiteboard.

Dari tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan, dapat dilihat perubahan tingkah laku peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris. Awalnya mereka yang terlihat kurang aktif, sudah mulai menunjukkan keaktifan, peserta didik bisa memahami instruksi dalam Bahasa inggris dan bermain peran serta mendemonstrasikan instruksi-instruksi tersebut. Disamping itu, aspek ketrampilan siswa semakin terlihat adanya peningkatan yang cukup signifikan. Dari segi sikap, peserta didik juga mengalami perubahan, dimana mereka secara aktif bisa berdiskusi dan bekerja sama dalam tim untuk mengerjakan LKPD dan membuat dialog pendek dan sederhana.

Berdasarkan hasil tersebut, saya menyimpulkan bahwa penggunaan model Problem based Learning dengan Teknik TPR (Total Physical Response) dapat membantu peserta didik agar lebih termotivasi belajar dan aktif dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Peserta didik yang awalnya terlihat jenuh atau malas, serta terkesan diam, bisa berpartisipasi aktif menjawab soal di depan kelas serta bermain peran dengan teman-temannya.

Agar tercapai semuanya ini, tentunya guru harus merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa, salah satunya dengan menggunakan model Problem based Learning. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan peserta didik, merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh seorang guru, dimulai dari menyusun perangkat (RPP) yang lengkap, penggunaan model dan media pembelajaran yang sesuai dan menarik, serta memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar bagi peserta didik.

Dari semua keseluruhan proses yang telah dilalui, ada pembelajaran yang saya dapat yaitu saya sebagai guru perlu menganalisa permasalahan yang dihadapi peserta didik dengan melakukan identifikasi masalah, melakukan kajian literatur dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Dari hasil tersebut, saya bisa menentukan alternatif solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi permasalahan peserta didik. Alternatif solusi ini saya terapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), seperti menentukan model pembelajaran yang tepat dan memanfaatkan media pembelajaran yang lebih kreatif sehingga bisa mengatasi kesulitan belajar peserta didik.