Sebagian besar orang pasti pernah merasakan atmosfer saat menonton film baik itu buatan luar negeri atau dalam negeri! Film terdiri dari berbagai genre di antara lain seperti thriller, action, romance, horror, komedi, dan lain sebagainya. Â
Bagi sebagian orang, film terkadang mencuri perhatian para penontonnya dilihat dari berbagai keunikan film tersebut. Terlebih, bagi orang penggemar film fantasi, pasti tidak asing lagi dengan teknologi CGI.Â
CGI atau kepanjangan dari Computer Generated Imagery merupakan pemanfaatan grafik komputer terkhusus pada grafis 3D atau grafik visual spesial dalam sebuah layar kaca, program televisi,  iklan di media cetak ataupun media lainnya (Rosa,2019).Â
CGI dianggap dapat meringankan biaya produksi serta kemudahan dalam proses penggarapan adegan yang tidak bisa kita temui di dunia nyata (Rosa,2019).
Penggunaan CGI tidak hanya diterapkan pada keseluruhan isi film, namun juga bisa diterapkan pada suatu efek tertentu. Apakah kalian tahu bahwa CGI hadir untuk menunjang kuatnya nuansa atau karakter yang ada pada suatu adegan dalam film? Nuansa dan karakter dapat terlihat melalui efek yang diciptakan. Jadi, efek yang dihasilkan tanpa kita sadari dapat meningkatkan ketertarikan penonton.Â
Nah, terkadang kita sebagai penonton terlena dalam lautan imajinasi yang tercermin dalam adegan film. Jadi, hal yang mustahil bisa seolah-olah sesuai kenyataan.
Penemuan teknologi CGI tidak bisa dipungkiri membawa pengaruh yang besar terhadap peradaban dunia perfilman. Hadirnya teknologi CGI membuat produksi perfilman bisa dilakukan secara efektif dan efisien. Selain itu, adanya teknologi CGI berhasil memunculkan berbagai genre film yang jangkauannya luas.
Lalu, bagaimana cerita  awal adanya teknologi CGI? Yuk, intip sekilas mengenai sejarah teknologi CGI!   Â
Ternyata, munculnya CGI beriringan dengan munculnya komputer itu sendiri lho! Percobaan awal menggunakan CGI sudah dilakukan pada tahun 1960-an. Tepat pada tahun 1968, Tim N. Konstantinov membuat percobaan program matematika yang dinamai BESM-4 agar bisa berbagai bingkai yang dapat diubah untuk bisa dimanfaatkan sebagai adonan film (Imaniar,dkk:2015).Â