Mohon tunggu...
Maria Awaliyah
Maria Awaliyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peranan bahasa Indonesia dalam membangun karakter generasi muda bangsa

28 Juni 2024   23:52 Diperbarui: 28 Juni 2024   23:58 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai makhluk sosial manusia tentu melibatkan bahasa saat berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa merupakan unsur penting kebudayaan. Transformasi budaya selama ini berlangsung tiada lain karena peran bahasa pula. Ungkapan "Bahasa menunjukkan bangsa" telah terbukti. Melalui bahasa kita dapat mengetahui budaya dan pola pikir suatu masyarakat. Menurut Keraf (1997: 1) Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau lambang.

Sejak diikrarkannya sebagai bahasa dan ditetapkan sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu telah mengantarkan bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa dan sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, agama, dan bahasa daerahnya (Achmad, 2011:20).

Untuk menjaga identitas bangsa dalam wujud bahasa Indonesia sebagai penjaga lambang keindonesiaan tidak lepas dari berbagai tantangan dan peranan. Tantangan pertama, yakni perkembangan BI (Bahasa Indonesia) yang dinamis, tetapi tidak menimbulkan pertentangan diantara masayarakat. Pada saat bersamaan bangsa Indonesia sudah mencapai kedewasaan berbahasa. Sekarang tumbuh kesadaran secara emosional bahwa perilaku berbahasa seseorang terkait dengan masalah nasionalisme. Salah satu bukti banyak orang yang lebih suka memakai bahasa asing, karena sudah terbukanya informasi dan telekomunikasi. Tantangan kedua, yakni persoalan tata istilah dan ungkapan ilmiah. Kedua tantangan tersebut dapat direduksi melalui pengajaran dan pengaplikasian peran bahasa Indonesia itu sendiri untuk pembangunan karakter pemakainya.

Bangsa yang maju tidak semata-mata disebabkan oleh kompetensi, teknologi canggih, atau kekayaan alamnya, tetapi yang terutama adalah dorongan semangat dan karakternya. Kenyataan menunjukkan bahwa terjadi penurunan kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia. Pendidikan bahasa Indonesia atau pembelajaran bahasa Indonesia di kalangan generasi muda bangsa pada umumnya adalah "tidak tumbuhnya sikap positip terhadap bahasa Indonesia, kurangnya usaha-usaha terutama yang bersifat individual untuk memahami bahasa Indonesia, dan belum tumbuhnya kepercayaan diri dengan bahasa Indonesia.

Salah satu upaya dalam membentuk karakter generasi muda sedini mungkin adalah dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia setidaknya harus menguasai dua hal, yaitu : 

1.Penguasaan bahasa yang pasif, meliputi: 

a.Mendengarkan 

Mendengarkan adalah mengarahkan perhatian dengan sengaja kepada suatu suara atau menangkap pikiran orang yang berbicara dengan alat pendengaran kita, dengan tepat dan teratur. Dengan membiasakan mendengarkan keterangan dari orang lain, maka akan terbentuk karakter setia, sehingga ia menghargai pendapat orang lain. 

b.Membaca 

Membaca adalah menangkap pikiran dan perasaan orang lain dengan perantara tulisan. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam kata-kata lisan. 

2.Penguasaan bahasa yang aktif, terdiri dari: 

a.Bercakap-cakap 

Bercakap-cakap maksudnya melahirkan pikiran dan perasaan yang teratur, dengan menggunakan bahasa lisan. Berkenaan dengan bercakap-cakap sering juga dikaitkan dengan bercerita. Kedua pengertian itu memang berbeda, dan digunakan untuk pengajaran yang berbeda maksud serta pelaksanaannya. 

b.Mengarang atau menulis 

Mengarang adalah melahirkan pikiran dan perasaan dengan cara yang teratur, dan dituliskan dalam bahasa tulisan.  

Simpulan

Dari hasil pembahasan yang telah saya dipaparkan, maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa:

Peranan bahasa Indonesia dalam pembangunan karakter yaitu bahasa Indonesia harus mampu mengembangkan peran sebagai media untuk membangun karakter bangsa demi meningkatkan martabat di kancah global. Penguasaan bahasa Indonesia berperan dalam mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter dan kepribadian. Seseorang yang menguasai bahasa Indonesia secara aktif dan pasif akan dapat mengekspresikan pemahaman dan kemampuan dirinya secara runtut, sistematis, logis dan lugas. Hal ini dapat menandai kemampuan mengorganisasi karakter dirinya yang terkait dengan potensi daya fikir, emosi, keinginan, dan harapannya yang kemudian diekspresikannya dalam berbagai bentuk tindakan positif. Sehingga peranan bahasa Indonesia dapat membangun karakter yang baik dimulai dari setiap individu.

Salah satu upaya dalam membentuk karakter generasi muda sedini mungkin adalah dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia diantaranya adalah bisa menghargai karya orang lain, kreatif, tanggung jawab, rasa ingin tahu terhadap halhal yang positif, kejujuran, keberanian, rasional, kreatifitas, kerja keras, sopan santun dan sebagainya.Simpulan dapat bersifat generalisasi temuan sesuai permasalahan penelitian, dapat pula berupa rekomendatif untuk langkah selanjutnya.

   

        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun