Mohon tunggu...
Maria Aufrida Ardhieawati
Maria Aufrida Ardhieawati Mohon Tunggu... Lainnya - Halo!

Sedang mondar-mandir di depan laptop dan menikmati hari dengan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peran Jurnalis Kompas.com dalam Mengatasi Hoaks COVID-19

25 Oktober 2020   15:31 Diperbarui: 25 Oktober 2020   15:37 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada ranah jurnalisme, sebuah fakta dan verfikasi informasi memegang peranan penting dalam jurnalisme. Jurnalis sebagai garda terdepan dari jurnalisme memiliki komitmen yang tinggi akan suatu kebenaran informasi yang dibagikan kepada masyarakat. Informasi itu memang betul-betul harus terverifikasi dan sesuai fakta yang ada di lapangan. Hal tersebut tercermin pada jurnalis di Cekfakta.kompas.com.

Fact-checking yang sering disebut sebagai jurnalisme pemeriksa fakta. Jurnalisme pemeriksa fakta ini memiliki tujuan untuk memberikan informasi yang sesuai dengan fakta dan nantinya akan mengurangi klaim-klaim palsu terkait informasi yang disebarkan oleh pihak-pihak tertentu  (Irwansyah dan Nurlatifah, 2019, h. 126).  

Fact-checking yang dilakukan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cara kerja jurnalisme pada umumnya. Namun kegiatan fact-checking ini tidak hanya mengandalkan informasi dari narasumber, melainkan benar-benar memaksimalkan sumber berita apa saja yang bisa didapatkan untuk membuktikan apakah informasi ini hoax atau fakta melalui berbagai konten digital.

Semua itu berhubungan dengan hoax atau informasi palsu. Hoax itu dinilai sebagai informasi atau berita yang memuat hal-hal yang berdasarkan asumsi, belum ada kepastiannya dan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang benar-benar terjadi (Juditha, 2018, h. 31). 

Di tahun 2020 ini, kita dihadapkan dengan wabah virus Corona atau biasa kita sebut wabah COVID-19. Wabah ini tidak hanya terjadi di negara Indonesia saja, tetapi hampir di seluruh dunia merasakan wabah ini. Dilansir dari cnnindonesia.com (18/04/20) Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyebut bahwa media sosial facebook sebagai salah satu media penyalur hoaks terbanyak mengenai virus corona.

Banjir informasi di media sosial menjadi lata belakang dari munculnya hoax yang bertebaran. Media sosial sampai tahun 2020 ini masih menjadi media yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam mendapatkan suatu informasi ataupun berita.

sumber : www.kompas.com
sumber : www.kompas.com

Di Indonesia, telah berkembang juga platform-platform pengecekan fakta atau fact checker dalam rangka mengambat penyebaran hoax yang semakin meresahkan ini. Ditambah wabah virus corona yang bukan semakin membaik tetapi semakin meresahkan dengan adanya hoax tentang COVID 19.

Kompas.com menjadi salah satu media yang sudah mendapatkan verifikasi factchecker network. Kompas.com juga sudah bekerjasama dengan facebook untuk memberikan upaya-upaya dalam rangka menanggulangi misinformasi di media sosial.

Cekfakta.kompas.com merupakan salah satu situs dari kompas.com yang berfokus kepada verifikasi berita atau informasi apakah informasi yang tersebar di masyarakat itu hoax atau fakta. Cekfakta.kompas.com memberikan juga berbagai klarifikasi tentang informasi yang tidak benar.

Di balik cekfakta.kompas.com, terdapat sosok jurnalis yang bekerja dalam hal mengumpulkan fakta-fakta di lapangan untuk membuktikan apakah informasi yang disebarkan itu benar atau salah. Perlu diketahui bahwa dalam cekfakta.kompas.com itu memiliki tim sendiri dalam proses pengerjaan verifikasi fakta. Tim yang memang berfokus pada pengecekan fakta terdapatt 4 orang.

Menurut Inggried, salah satu editor dari kompas.com, cara kerja dari cek fakta di kompas.com ini tidak jauh berbeda dengan tugas jurnalis pada umumnya. Jurnalis berusaha untuk memberikan apakah ini informasi yang benar atau informasi yang salah.

Secara spesifik, yang perlu diketahui ialah dalam membuktikan suatu informasi yang tersebar luas di masyarakat benar atau tidak, itu melalui proses yang tidak sederhana. Cekfakta.kompas.com ini bekerja dengan menelusuri media sosial.

Seperti yang sudah dikatakan di awal tadi, bahwa kompas.com bekerjasama dengan facebook untuk menghambat laju pertumbuhan dari hoax. Facebook akan memberikan konfirmasi yang bernama fact claim check yang membantu para jurnalis Kompas dalam mengolah informasi yang salah dan tidak sesuai dengan fakta.

Fact claim check akan melakukan claim check terhadap unggahan-unggahan dari seseorang yang nanti jika unggahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dinarasikan, maka akan muncuk notifikasi "False Information". Ketika sudah mendapatkan notifikasi ini, biasanya unggahan seseorang tersebut akan menjadi  buram.

Inggried mengatakan pengecekan fakta yang dilakukan ini selain konfirmasi pada narasumber terkait dengan informasi yang sedang dicari benar atau tidaknya, seorang jurnalis juga akan melakukan penelusuran melalui media sosial, seperti halnya cek foto, cek video terkait, ataupun melakukan penelusuran menggunakan jurnal-jurnal yang sesuai dengan apa yang sudah dibahas.

Hoax tentang wabah virus Corona memang disadari oleh Inggried sebagai salah satu jurnalis dari Kompas.com bahwa informasi mengenai COVID-19 tidak boleh sembarangan. Ketika terdapat hoax mengenai COVID-19 di luar sana, para jurnalis melakukan wawancara dengan Dokter, lalu jika hoax tersebut berkaitan dengan obat virus corona, maka jurnalis akan memastikan informasi tersebut melalui wawancara dengan Badan POM dan ahli obat.

sumber : satubanten.com
sumber : satubanten.com

Perlu diketahui bahwa jurnalis dalam mencari fakta-fakta di lapangan juga menyesuaikan dengan informasi-informasi yang hendak dibuktikan. Menariknya, peristiwa wabah virus corona menjadi wabah yang dirasakan di seluruh dunia sampai di tahun 2020 ini.

Informasi mengenai COVID-19 tidak hanya ada di Indonesia saja melainkan hampir di seluruh dunia pun memberitakan hal tersebut. Terkadang, masyarakat Indonesia hanya menerjemahkan saja. 

Sehingga untuk menghindari adanya informasi yang tidak benar, jurnalis cek fakta langsung melakukan pengecekan ke website resmi misalnya dari negara Amerika Serikat untuk benar-benar mengecek apakah informasi yang diterjemahkan oleh orang Indonesia itu sesuai atau tidak.

Sebagai seorang jurnalis cek fakta, Inggried mengungkapkan bahwa pasti menemukan berbagai tantangan dalam proses pencarian fakta di lapangan. 

Tidak selamanya penelusuran fakta itu dilakukan hanya dengan melalui digital saja.Ada kalanya seorang jurnalis mengalami kesulitan dalam menjangkau narasumber. Jika menemukan kesulitan semacam ini, jurnalis mau tidak mau meminta bantuan dari pihak regional dalam memberikan data-data yang diperlukan.

Sebenarnya seorang fact checker akan lebih mudah menelusuri data-data itu melalui media sosial. Media sosial menjadi sebuah platform yang sangat membantu jurnalis dalam mengorek-orek informasi. Jurnalis yang memegang cek fakta harus menguasai teknik-teknik digital sehingga jurnalis dituntut tidak hanya bisa melakukan wawancara dengan narasumber.

Seorang jurnalis harus bisa verifikasi foto dan verifikasi video apakah video yang disebarluaskan itu benar atau tidak. Jurnalis pun dalam penelusurannya harus menguasai tools juga untuk bisa melakukan verifikasi isi dari tweet orang, menelisik pribadi pengunggah. Bukan dalam artian menelisik sisi personal dari orang tersebut, melainkan lebih kepada melihat seperti apa background dari orang yang menyebarkan informasi yang salah itu.

Inggried mengatakan bahwa sebenarnya kerja dari fact checking ini belum efektif dalam memberantas hoax. Namun, situasi penyebaran hoax yang semakin marak ini akan terus ditemui. 

Maka kehadiran dari fact checking ini bisa memutus walaupun tidak sepenuhnya, tetapi ini akan menghambat laju penyebaran hoax.Masyarakat diharapkan mampu memutus jaringan hoax di lingkup terkecil mereka seperti lingkup pertemanan dan keluarga. Setidaknya cekfakta.kompas.com ini mampu memberikan upaya untuk mengedukasi masyarakat dalam menyaring informasi. Selalu melakukan check recheck.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun