Mohon tunggu...
Maria Aufrida Ardhieawati
Maria Aufrida Ardhieawati Mohon Tunggu... Lainnya - Halo!

Sedang mondar-mandir di depan laptop dan menikmati hari dengan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peran Jurnalis Kompas.com dalam Mengatasi Hoaks COVID-19

25 Oktober 2020   15:31 Diperbarui: 25 Oktober 2020   15:37 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.kompas.com

Di balik cekfakta.kompas.com, terdapat sosok jurnalis yang bekerja dalam hal mengumpulkan fakta-fakta di lapangan untuk membuktikan apakah informasi yang disebarkan itu benar atau salah. Perlu diketahui bahwa dalam cekfakta.kompas.com itu memiliki tim sendiri dalam proses pengerjaan verifikasi fakta. Tim yang memang berfokus pada pengecekan fakta terdapatt 4 orang.

Menurut Inggried, salah satu editor dari kompas.com, cara kerja dari cek fakta di kompas.com ini tidak jauh berbeda dengan tugas jurnalis pada umumnya. Jurnalis berusaha untuk memberikan apakah ini informasi yang benar atau informasi yang salah.

Secara spesifik, yang perlu diketahui ialah dalam membuktikan suatu informasi yang tersebar luas di masyarakat benar atau tidak, itu melalui proses yang tidak sederhana. Cekfakta.kompas.com ini bekerja dengan menelusuri media sosial.

Seperti yang sudah dikatakan di awal tadi, bahwa kompas.com bekerjasama dengan facebook untuk menghambat laju pertumbuhan dari hoax. Facebook akan memberikan konfirmasi yang bernama fact claim check yang membantu para jurnalis Kompas dalam mengolah informasi yang salah dan tidak sesuai dengan fakta.

Fact claim check akan melakukan claim check terhadap unggahan-unggahan dari seseorang yang nanti jika unggahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dinarasikan, maka akan muncuk notifikasi "False Information". Ketika sudah mendapatkan notifikasi ini, biasanya unggahan seseorang tersebut akan menjadi  buram.

Inggried mengatakan pengecekan fakta yang dilakukan ini selain konfirmasi pada narasumber terkait dengan informasi yang sedang dicari benar atau tidaknya, seorang jurnalis juga akan melakukan penelusuran melalui media sosial, seperti halnya cek foto, cek video terkait, ataupun melakukan penelusuran menggunakan jurnal-jurnal yang sesuai dengan apa yang sudah dibahas.

Hoax tentang wabah virus Corona memang disadari oleh Inggried sebagai salah satu jurnalis dari Kompas.com bahwa informasi mengenai COVID-19 tidak boleh sembarangan. Ketika terdapat hoax mengenai COVID-19 di luar sana, para jurnalis melakukan wawancara dengan Dokter, lalu jika hoax tersebut berkaitan dengan obat virus corona, maka jurnalis akan memastikan informasi tersebut melalui wawancara dengan Badan POM dan ahli obat.

sumber : satubanten.com
sumber : satubanten.com

Perlu diketahui bahwa jurnalis dalam mencari fakta-fakta di lapangan juga menyesuaikan dengan informasi-informasi yang hendak dibuktikan. Menariknya, peristiwa wabah virus corona menjadi wabah yang dirasakan di seluruh dunia sampai di tahun 2020 ini.

Informasi mengenai COVID-19 tidak hanya ada di Indonesia saja melainkan hampir di seluruh dunia pun memberitakan hal tersebut. Terkadang, masyarakat Indonesia hanya menerjemahkan saja. 

Sehingga untuk menghindari adanya informasi yang tidak benar, jurnalis cek fakta langsung melakukan pengecekan ke website resmi misalnya dari negara Amerika Serikat untuk benar-benar mengecek apakah informasi yang diterjemahkan oleh orang Indonesia itu sesuai atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun