“Kamu mau bunuh diri di sekolah kamu ini? Supaya kamu dapat perhatian?”
“Siapa kamu?!”
“Aku? Hm... Anggap saja aku malaikat kematian atau dewa kematian. Bisa dibilang seperti itu.”
“Apa maksud kamu? Kamu mau membunuhku?”
“Tidak. Itu hanya mengotori tanganku saja. Aku tidak mau.”
“Lalu, untuk apa kamu disini?”
“Aku ingin memberikan kamu sebuah penawaran menarik. Bagaimana?”
“Penawaran apa maksudmu?”
“Aku akan merubah yang ada di dirimu saat ini. Dari pada kamu bunuh diri dan itu sia-sia, lebih baik kamu membalas mereka. Jangan terkejut seperti itu. Kamu jangan munafik seperti itu. Kamu pasti ingin membalas dendam bukan.”
“Tidak..... Aku tidak mau. Aku bukan orang yang suka membalas dendam.”
“Baiklah terserah apa katamu. Tetapi, kalau kamu bunuh diri, itu sangat sia-sia. Lihat saja dirimu, orang tua kamu saja membuang kamu dari bayi. Dan kamu bahkan terlihat seperti wanita murahan, karena tantemu seperti itu. Kamu memang cantik. Tapi, memangnya ada yang suka sama kamu? Mereka semua membenci kamu. Ingat itu baik-baik.”