Mohon tunggu...
Maria Anindita Nareswari
Maria Anindita Nareswari Mohon Tunggu... -

http://mariaaninditanareswari.blogspot.com/ https://twitter.com/EsiMaria https://www.iom.int/sites/default/files/country/docs/indonesia/Human-Trafficking-Forced-Labour-and-Fisheries-Crime-in-the-Indonesian-Fishing-Industry-IOM.pdf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“Ketika Hukuman Mati Menjadi Solusi, Apa Benar Memberi Solusi?”

14 Oktober 2015   07:49 Diperbarui: 14 Oktober 2015   07:49 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurir dan pengedar narkoba memang merupakan bagian dari sistem pengedaran narkoba yang sedemikian masifnya. Tapi apakah negara kita sudah berkaca sejenak, apakah kontrol negara untuk melindungi masyarakatnya sudah maksimal? Apakah negara sudah cukup memberi pendidikan yang layak tentang bahaya narkotika? Juga bagi pemakai narkotika itu sendiri, apakah cukup menyalahkan orang lain tanpa berusaha memikirkan orang tua dan sanak keluarga yang hancur karena anggota keluarganya terkena narkotika. Pemakai narkotika tak luput dari kesalahan. Kontrol keluarga, perhatian keluarga pada anak-anak mereka juga menjadi hal-hal yang harus terus dievaluasi. 

Penjatuhan hukuman mati di negara ini belum konsisten. Efek jera tidak akan berhasil jika yang dihukum adalah pengedar level bawah. Aktor utama kejahatan masih bertebaran. Penegakan hukum yang carut marut, belum jelas proses administrasinya, apalagi jika Pemerintah menerapkan hanya untuk pencitraan dalam menunjukkan kedaulatan negara. Kita menjadi saksi eksekusi yang dampak positifnya masih rendah.

Saya sendiri disini berdiri sebagai rakyat biasa, yang cinta pada kemanusiaan dan menjunjung tinggi hidup manusia itu sendiri.  Apalah kita ini manusia berani menghukum. Kemanusiaan harus dijunjung tinggi. Keadilan di dunia memang relatif tetapi keadilan Tuhan akan selalu hadir pada waktunya. Biarlah negara hidup di dunia yang penuh kedamaian bukan dasar balas dendam apalagi sampai mati yang dilegalkan oleh aturan si pemegang kekuasaan. Bukan ikut-ikutan apalagi mendukung pendapat negara lain terhadap Indonesia, namun kemanusiaan adalah harga mutlak dan bangsa kita bukan bangsa barbar melainkan bangsa yang beradab, yang kelak ingin mencapai tujuan dan cita-citanya yang mulia.

Maria Anindita Nareswari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun