Mohon tunggu...
MARIA ANGELINA SELAN
MARIA ANGELINA SELAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Undana

All is well

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Budaya Minum Sopi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan

16 Mei 2022   12:37 Diperbarui: 16 Mei 2022   21:22 4407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsumsi sopi dalam jangka panjang atau secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan,seperti gangguan jantung,merusak sistem metabolisme tubuh, peradangan di lambung (gastritis), bahkan risiko terkena kanker semakin meningkat, seperti kanker di saluran pencernaan, kanker hati, kanker payudara, kanker usus besar,kanker mulut, dan kanker pankreas bahkan bisa berujung pada kematian. 

Selain itu, kandungan etanol di dalam sopi sangat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dengan takaran besar dan dalam waktu panjang. Sebagai bahan psikoaktif, mengonsumsi etanol dapat membuat seseorang mengalami penurunan kesadaran.

Perlu diketahui bahwa, konsumsi alkohol yang berlebihan akan mengakibatkan teler atau mabuk dimana seseorang memiliki daya kesadaran yang menurun. 

Saat kesadaran menurun maka dapat menimbulkan tingkat kriminal, khususnya pemerkosaan,perkelahian dan kecelakaan lalu lintas semakin meningkat dimana menurut data Kepolisian Daerah NTT menyebutkan, sebanyak 376 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Nusa Tenggara Timur sepanjang tahun 2020 yang penyebabnya antara lain,adalah pengendara dalam kondisi mabuk.

Selain itu, dalam kehidupan sosial masyarakat, terdapat pola-pola yang membentuk mentalitas remaja maupun orang dewasa dengan minum sopi sehingga ini dapat menganggu kesehatan mental anak maupun orang dewasa. 

Misalnya dalam momen acara adat dimana kita diminta untuk memimpin acara adat maka biasanya kita cenderung minum sopi agar rasa malu bisa hilang dan kita lebih percaya diri. 

Kemudian biasanya juga saat ada praktek-praktek disekolah,seperti praktek menari jika siswa kurang percaya diri maka siswa memilih untuk minum sopi agar ia dapat melakukan itu dalam situasi tidak sadar dan rasa kurang percaya diri serta malu hilang. Kondisi ini biasanya terjadi daratan Timor atau mungkin di daratan lain juga seperti ini.

Menurut saya pribadi, hal ini sangat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental remaja dimana mereka hanya berani setelah minum sopi saja dan tidak berani atau malu saat tidak minum sopi dimana berarti remaja-remaja ini tidak dapat mengembangkan potensi dalam diri mereka. 

Dapat disimpulkan bahwa mental remaja bergantung pada minum sopi. Yang menjadi ketakutan kita adalah remaja dalam masa labil mengonsumsi sopi, ia akan lebih cenderung melakukan hal-hal negatif karena kombinasi antara perilaku labil dan sistem saraf yang bekerja di luar kesadarannya. Minum sopi adalah tradisi tetapi tidak baik untuk membina mentalitas anak.

Padahal sebenarnya, menurut saya Alkohol sangat berguna bagi tubuh jika dikonsumsi dengan porsi yang tepat serta tidak disalahgunakan untuk membina mentalitas anak.  

Jadi, mari kita sama-sama memelihara budaya ini, tetapi harus diperhatikan juga porsi yang dikonsumsi, Harus juga paham konsep 3T (Tau diri, Tau waktu, Tau tempat), kontrol diri, serta tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan karena perlu diketahu bersama bahwa “Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun