Pandemic Covid-19 telah mengubah tatan ekonomi dunia. Hal ini ditandai dengan stagnasi diberbagai bidang bisnis. Banyak perusahaan mengalami krisis dan sedang berjuang untuk beradaptasi. Dalam menjawab tantangan tersebut, inovasi menjadi sebuah solusi.
Inovasi dapat diartikan sebagai proses perubahan atau penciptaan ide-ide baru yang di implementasikan untuk memperbaharui produk atau jasa yang sudah ada. Penerapan inovasi saat ini mau tidak mau harus dilakukan, sebab kondisi ekonomi kedepannya berkaitan dengan daya saing dan produktifitas tinggi. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Peter Drucker, ahli konsultan manajemen dari Austria, yaitu "innovate or die".
Kata Inovasi memang sudah terdengar familiar di telinga kita. Namun kenyataannya, penerapan inovasi dalam suatu perusahaan atau bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Inovasi berperanan penting dalam mendorong keberhasilan, keberlanjutan, dan keunggulan kompetitif suatu perusahaan. Saat ini beragam model inovasi terus dikembangkan untuk mempermudah perusahaan dalam berinovasi seperti model inovasi terbuka (open innovation).
Salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam berinovasi dapat dilakukan dengan penerapan Open Innovation. Model ini pertama kali dicetuskan oleh Dr. Henry Chesbrough, seorang Profesor dan Direktur Fakultas Pusat Inovasi Korporat Garwood di Haas School of Business di University of California, Berkeley dan Ketua Inovasi Terbuka Maire Tecnimont di Luiss. Menurutnya (Chesbrough et al, 2006), Open innovation menggambarkan hubungan yang kuat dalam proses inovasi antara lingkungan eksternal perusahaan dan lingkungan internal perusahaan. Model ini lebih banyak diterapkan guna mengatasi dunia bisnis yang kian hari kian kompetitif dengan meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
Untuk berinovasi, perusahaan sering kali perlu berkolaborasi dengan sejumlah besar pihak dari luar organisasi mereka (pihak eksternal). Namun pada saat yang sama, perusahaan juga perlu fokus untuk menangkap keuntungan dari ide-ide inovatif mereka sendiri (pihak internal). Hal ini menimbulkan adanya paradoks keterbukaan. Dimana penciptaan inovasi seringkali membutuhkan keterbukaan dan keterlibatan berbagai pihak, tetapi komersialisasi inovasi membutuhkan perlindungan.
Terdapat tiga proses kegiatan inti dalam open innovation (Fadhilah, 2018), yaitu :
1. Proses outside-in (inbound), perusahaan berusaha meningkatkan basis pengetahuan melalui integrasi pelanggan, supplier, dan mitra, serta mengakses pengetahuan eksternal yang dapat meningkatkan inovasi.
2. Proses inside-out (outbound), perusahaan membawa dan memperkenalkan ide-ide ke pasar, menjual kekayaan intelektual, dan mengembangkan teknologi dengan mentransfer ide-ide ke lingkungan luar.
3. Proses kombinasi, perusahaan menggabungkan kedua proses diatas, kemudian bekerja sama sebagai aliansi atau mitra dengan prinsip take and give yang saling menguntungkan.
Open Innovation sudah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Penerapan Open Innovation ini dirasa sangat penting karena akan memberikan berbagai kemudahan, tidak hanya melibatkan pihak internal saja melainkan juga melibatkan pihak eksternal untuk mengambil bagian dalam penerapan inovasi yang dilakukan suatu perusahaan. Sebagai contoh Coca-Cola menerapkan open innovation dengan melibatkan pelanggan sebagai jantung pengembangan produk, dimana mengizinkan pelanggan untuk menyarankan dan mencampur rasa mereka sendiri dalam mesin dispenser gaya bebas. Dengan aplikasi seluler, pelanggan dapat merekam selera baru favorit mereka, dan mendapatkannya dari mesin lain di lokasi yang berbeda. Dengan hal tersebut Coca-Cola belajar dari publik, sebelum mereka berani meluncurkan produk baru.
Daya saing suatu negara dapat diukur dari kemampuan industri dalam melakukan inovasi serta meningkatkan kemampuannya. Indonesia tergolong salah satu negara berkembang yang memiliki daya saing rendah dibandingkan negara berkembang lainnya. Berdasarkan laporan The Global Competitiveness Report pada tahun 2019 posisi daya saing Indonesia mengalami penurunan 5 peringkat menjadi urutan ke-50 dari 141 negara. Penyebab penurunan daya saing ini dikarenakan kurangnya pengembangan inovasi yang dilakukan oleh industri-industri di Indonesia. Kurangnya pengembagan inovasi di Indonesia dibuktikan dengan laporan yang dikeluarkan Global Innovation Index (GII) tahun 2020, Indonesia berada di peringkat 85 dari 131 negara, yang mana tidak mengalami perubahan sejak tahun 2018.
Hasil laporan diatas memperlihatkan bahwa penerapan open innovation di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal dalam dunia bisnis, inovasi terbuka merupakan cara berinovasi yang lebih menguntungkan, karena dapat mengurangi biaya, efisiensi waktu, membangun relasi yang baik, meningkatkan diferensiasi pasar, membuka peluang baru melalui kolaborasi, dan menciptakan aliran pendapatan baru bagi perusahaan. Dengan demikian terdapat banyak peluang bagi bisnis untuk mendapatkan keuntungan dari penerapan open innovation.
Referensi
Trott, Paul. 2017. Innovation Management and New Product Development Sixth Edition. United Kingdom: Pearson.
Dahlander, Linus dan Wallin, Martin. “Why Now Is the Time for ‘Open Innovation’ ”. https://hbr.org/2020/06/why-now-is-the-time-for-open-innovation. Diakses pada 25 Maret 2022.
Richards, Robbie. “Open Innovation: What It Is and Models to Inspire Your Business”.https://masschallenge.org/article/open-innovation. Diakses pada 25 Maret 2022.
Supriadi, Dudi. 2019. “Paradigma Open Innovation dan Pengaturan Kekayaan Intelektual”. https://actconsulting.co/paradigma-open-innovation-dan-pengaturan-kekayaan-intelektual/. Diakses pada 25 Maret 2022.
WIPO. 2020. “Global Innovation Index 2020”. https://www.wipo.int/global_innovation_index/en/2020/. Diakses pada 26 Maret 2022.
World Economic Forum. 2019. “The Global Competitiveness Report 2019”. https://www.weforum.org/reports/global-competitiveness-report-2019. Diakses pada 26 Maret 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H