Rasa itu ada walau tiada
Tak nampak gelora yang bergemuruhMenggumpal di relung hati
Menusuk jiwa yang nelangsa
Titik-titik air menetes tak terbendung
Mata kabur oleh kabut kesesakan
Di manakah engkau candaku
Aku rindu belaian kata-kata rayumu
Wajahmu terukir lelap dalam sanubariku
Kini kuhanya mampu memandangmu dalam mimpi
Yang kurindukan selalu dalam tidurku
Rasamu tetap ada dalam bayangan malam
Ditimpa sinar purnama nan syahdu
Siluetmu hadir menggugah lamunanku
Di atas kayu lapuk ini kuterkenang petikan dawai
Yang kaumainkan setiap malam purnama di terasku
Malam syahdu kutitipkan rinduku lewat sang bayu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H