Mohon tunggu...
Maria Agnes Indah Puspitowaty
Maria Agnes Indah Puspitowaty Mohon Tunggu... Sekretaris - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

"Aku adalah aku. Aku bukan Dia. Tapi aku mau seperti Dia"

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Gagal Mudik Tidak Berarti Gagal Bersilaturahmi

14 April 2021   11:35 Diperbarui: 14 April 2021   11:40 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silaturahmi online tak menghalangi keakraban keluarga

Masa pandemi belum berakhir. Bahkan telah mempertemukan dua kali Ramadhan  dalam satu tahun masa pandemi. Satu hal yang dirindukan saat kita menghadapi lebaran,yakni mudik. Mudik adalah adat kebiasaan bangsa Indonesia yang tidak ditemukan di negara lain di dunia. Mudik menjadi sarana bertemu keluarga besar, bersilahturahmi dengan keluarga, orangtua, kakek, nenek, anak, cucu kumpul beramai-ramai menciptakan suasana yang membahagiakan.

Bagaimana tahun ini? Di saat masa pandemi belum berakhir?

Berbagai cara dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah agar masyarakat tidak melakukan mudik. Sedih ya. Sama. Rasa rindu yang ditahan selam satu tahun akhirnya mesti ditunda lagi. Himbauan demi himbauan gencar dilakukan para kepala daerah. Bahkan ada yang memberikan ancaman karantina bagi yang nekad mudik. Sedemikian susahkah menghimbau masyarakat kita.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa yang namanya adat itu tidak bisa dihilangkan begitu saja. Walau pemerintah menghimbau sedemikian rupa tapi di sisi lain masyarakat tetap mencari cara bagaimana caranya supaya bisa berkumpul keluarga.

(Artajasa)
(Artajasa)
Memang bukan tanpa alasan Pemerintah melakukan upaya-upaya melarang mudik. Pengalaman di setiap liburan panjang selalu berakhir dengan meningkatnya pasien positif covid secara signifikan. Kalau sudah begini, rasanya betapa sia-sia segala upaya yang sudah kita jalankan supaya pandemi segera berakhir. Termasuk berjalannya program vaksinasi yang sudah berjalan.

Mari kita sadari bahwa menjadi keinginan kita bersama pandemi segera berakhir. 

Oleh karena itu bersabarlah untuk bisa tatap muka.
Lalu bagaimana solusinya?

Di jaman yang sudah modern sekarang ini, semua serba online. Jarak jauh menjadi dekat. Waktu semakin pendek. Tidak usah  berlama-lama untuk berkabar dengan kerabat nun jauh di sana. Bahkan dengan yang berada di luar negeri pun hanya hitungan detik.

Utamakanlah kepentingan bersama. Terutama kepentingan keluarga kita. Jangan sampai gara-gara mudik lebaran, halal bihalal, seluruh keluarga terisolasi karena positif covid.

Manfaatkanlah sarana komunikasi yang ada untuk bersilaturahmi secara aman dengan keluarga besar kita di kampung.

Sekolah online, WFH sudah berjalan baik. Maka sekarang SILATURAHMI ONLINE pun saya yakin TIDAK AKAN MENGHALANGI MAKNA DARI LEBARAN ITU SENDIRI, untuk saling bermaaf-maafan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun