Baru-baru ini, sebuah tim ilmuwan dari Ghent University di Belgia menunjukkan Trends in Cell Biology; bahwa tumbuhan memiliki perbedaan dengan hewan pada sel induknya. Sel induk yang tumbuh baik pada hewan dan tumbuhan, berpotensi tumbuh menjadi jaringan baru. Pada hewan, mereka bisa menjaga tubuh muda yang sehat. Jika sel induk berhenti meremajakan otot, kulit, dam jaringan lainnya, hewan bisa menjadi tua dan tidak dapat mempertahankan hidupnya. Tanaman juga memiliki sel induk yang terkonsentrasi di mana tumbuhan menempatkan pada pertumbuhan baru, seperti batang dan akarnya. Tapi mereka juga memiliki sel punca pada sel induk, yang dikenal sebagai sel yang diam, mereka membentuk petak kecil di tengah sekelompok sel induk. Mereka tumbuh dengan sangat lambat dan setiap kali sel yang diam membelah menjadi dua, salah satu sel baru menjadi sel induk sejati. Sel punca yang baru itu terbagi dengan cepat menjadi sel punca yang lebih banyak; yang gilirannya dapat berkembang menjadi akar, atau daun, atau bagian tumbuhan lainnya. Sel lain dari divisi asli itu adalah sel lain yang diam yang tetap berada di belakang cadangan. Sel diam tampak sangat vital bagi tumbuhan. Jika misalkan para ilmuwan mengambil atau meniadakan semua sel diam dari akar, mungkin beberapa sel induk di akar akan berubah menjadi sel-sel diam yang baru.
Para ilmuwan yang berasal dari Belgia menulis bahwa ada kemungkinan peranan dari sel diam terhadap sel tumbuhan sangat penting, karena memiliki kemampuan untuk proses peremajaan (pencegahan penuaan) untuk waktu yang lama. Sel itulah yang dapat mensuplai atau membuat pasokan untuk sel induk selama ribuan tahun. Maka dari itu, sel tumbuhan dapat mempertahankan hidupnya sampai beribu-ribu tahun sedangkan hewan tidak dapat bertahan hidup untuk jangka waktu ribuan tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H