Aristoteles mengemukakan bahwa substansi merupakan inti atau esensi dari suatu entitas. Substansi ini dapat dikelompokkan ke dalam sembilan kategori yang berbeda, yang mencakup berbagai aspek dan atribut dari suatu objek atau fenomena. Berikut adalah sembilan kategori substansi menurut Aristoteles:
1. Substansi itu sendiri (Substance itself): Merujuk pada entitas yang memiliki eksistensi independen, yang tidak bergantung pada entitas lain. Contoh substansi itu sendiri adalah manusia, pohon, atau meja.
2. Kuantitas (Quantity): Merupakan atribut yang berkaitan dengan ukuran dan besaran suatu objek. Contoh kuantitas termasuk panjang, berat, atau volume.
3. Kualitas (Quality): Merujuk pada atribut yang menggambarkan sifat-sifat suatu objek atau fenomena. Contoh kualitas termasuk warna, rasa, atau keadaan fisik.
4. Relasi (Relation): Merupakan atribut yang menggambarkan hubungan antara satu objek dengan objek lainnya. Contoh relasi termasuk hubungan keluarga, persahabatan, atau ketergantungan.
5. Tempat (Place): Merujuk pada lokasi atau ruang yang ditempati oleh suatu objek. Contoh tempat termasuk rumah, kota, atau negara.
6. Waktu (Time): Merupakan atribut yang berkaitan dengan dimensi waktu suatu objek atau peristiwa. Contoh waktu termasuk tahun, bulan, atau detik.
7. Keadaan (Condition): Merujuk pada kondisi atau situasi suatu objek pada suatu waktu tertentu. Contoh keadaan termasuk panas, dingin, atau basah.
8. Tindakan (Action): Merupakan atribut yang menggambarkan aktivitas atau perilaku suatu objek. Contoh tindakan termasuk berjalan, berbicara, atau menulis.
9. Penderitaan atau Pasal (Passion or Affection): Merujuk pada pengalaman yang dialami oleh suatu objek. Contoh penderitaan atau pasal termasuk kesedihan, kebahagiaan, atau rasa sakit.
Pemikiran Satu Substansi Sembilan Kategori Aristoteles:
  Aristoteles mengemukakan bahwa substansi adalah "apa yang menjadi substansi dari suatu peristiwa". Berikut adalah sembilan kategori substansi yang digunakan untuk menganalisis dan menemukan barang bukti dan/atau alat bukti dalam konteks audit:
  a. Kualitas (Quality): Menyelidiki karakteristik dan kualitas dari transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit. Contoh jenis bukti audit: catatan kualitas, laporan pengujian, atau sertifikat kualitas.
  b. Kuantitas (Quantity): Memeriksa jumlah atau volume dari transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit. Contoh jenis bukti audit: laporan persediaan, laporan produksi, atau laporan penjualan.
  c. Waktu (Time): Menyelidiki aspek waktu dari transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit. Contoh jenis bukti audit: jurnal tanggal, catatan waktu, atau laporan periode tertentu.
  d. Lokasi (Location): Memeriksa lokasi atau tempat terjadinya transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit. Contoh jenis bukti audit: catatan inventaris, kontrak sewa, atau laporan kunjungan lapangan.
  e. Properti (Possession): Menyelidiki kepemilikan atau kepemilikan aset terkait transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit. Contoh jenis bukti audit: dokumen kepemilikan, laporan aset tetap, atau konfirmasi pihak ketiga.
  f. Tindakan (Action): Memeriksa tindakan atau aktivitas yang dilakukan dalam transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit. Contoh jenis bukti audit: catatan aktivitas, laporan inspeksi, atau laporan penilaian kinerja.
  g. Interaksi (Interaction): Menyelidiki interaksi atau hubungan antara pihak-pihak terkait dalam transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit. Contoh jenis bukti audit: email, surat komunikasi, atau kontrak kerjasama.
h. Keadaan (Condition):Memeriksa keadaan atau kondisi fisik dari aset atau lingkungan terkait transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit. Contoh jenis bukti audit: laporan inspeksi, foto dokumentasi, atau hasil pengujian fisik.
Kertas kerja audit untuk menemukan barang bukti dan/atau alat bukti dengan menggunakan pemikiran model empat penyebab Aristoteles dapat disusun dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
Model Empat Penyebab Aristoteles:
  a. Penyebab Material: Menjelaskan faktor-faktor material yang dapat menjadi penyebab adanya kecurangan atau pelanggaran hukum, seperti aset yang tidak terbukti, seperti faktur, kwitansi, atau surat perjanjian yang mendukung transaksi atau kegiatan yang sedang diaudit.
  b. Catatan Keuangan: Mengumpulkan dan menganalisis catatan keuangan, seperti laporan keuangan, jurnal, atau buku besar, untuk memeriksa kebenaran dan keakuratan informasi keuangan yang tercatat.
  c. Data Elektronik: Mengumpulkan dan menganalisis data elektronik, termasuk log sistem, email, atau file elektronik lainnya, untuk mencari bukti adanya kecurangan atau pelanggaran hukum.
  d. Saksi: Mewawancarai saksi-saksi yang relevan, seperti karyawan, pelanggan, atau pihak terkait lainnya, untuk mendapatkan informasi yang dapat menjadi bukti dalam mengungkap kecurangan atau pelanggaran hukum.
  e. Pengakuan: Mengumpulkan pengakuan atau pengakuan dari pihak terkait yang terlibat dalam kegiatan atau transaksi yang sedang diaudit.
Analisis dan Evaluasi Bukti:
  a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap bukti yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi adanya kecurangan atau pelanggaran hukum.
  b. Membandingkan bukti dengan kebijakan, prosedur, atau standar yang berlaku untuk menentukan kepatuhan terhadapnya.
Contoh Bukti Audit dan Teknik Audit Berdasarkan Model Tiga Tahapan Platon
Model Tiga Tahapan Platon dalam Konteks Audit
  A. Tahap Eikasia (Visible World)
   1. Contoh Bukti Audit:
     - Survei kepuasan pelanggan yang menghasilkan opini umum tentang kualitas produk atau layanan perusahaan.
     - Hasil dari wawancara dengan karyawan yang memberikan pandangan umum tentang proses bisnis dan kepatuhan internal.
2. Teknik Audit:
     - Penggunaan kuesioner atau survei untuk mengumpulkan opini pelanggan tentang kepuasan mereka terhadap produk atau layanan.
     - Wawancara dengan karyawan untuk mendapatkan pemahaman tentang proses bisnis dan melihat apakah ada ketidaksesuaian dengan kebijakan atau prosedur yang ada.
  B. Tahap Pistis (Dua Garis Membagi)
   1. Contoh Bukti Audit:
     - Laporan keuangan yang disusun dan diaudit oleh akuntan independen, menyediakan informasi yang lebih kuat dan teruji tentang kinerja keuangan perusahaan.
     - Dokumen kontrak atau perjanjian yang menunjukkan komitmen dan keyakinan pihak terkait dalam transaksi bisnis.
   2. Teknik Audit:
     - Pengujian substantif terhadap laporan keuangan, termasuk analisis rasio keuangan dan perbandingan dengan standar industri.
     - Pemeriksaan dokumen kontrak atau perjanjian untuk memastikan pemenuhan persyaratan dan kepatuhan.
  C. Tahap Dianoia (Intelligible World)
   1. Contoh Bukti Audit:
     - Analisis data transaksi untuk mengidentifikasi pola atau anomali yang mencurigakan yang dapat mengindikasikan adanya penipuan atau kecurangan.
     - Laporan hasil pemeriksaan internal yang menyajikan temuan dan rekomendasi berdasarkan analisis mendalam terhadap proses bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H