Mohon tunggu...
Maria NIM 55521120026
Maria NIM 55521120026 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2 Mercubuana

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Magister Akuntansi Mata Kuliah Akuntansi Perpajakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Audit Pajak Sebagai Seni, K14, Pemeriksaan Pajak

17 Juni 2023   12:49 Diperbarui: 17 Juni 2023   12:55 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok pri Maria - Mimesis 

Audit Laporan Keuangan dengan pendekatan "Seni Mimesis" khususnya Sektor Pertambangan Non Migas

Pendekatan "seni mimesis" dikenal sebagai sebuah teknik seni yang berusaha untuk meniru atau menirukan kenyataan. Dalam konteks audit terhadap laporan keuangan sektor pertambangan non migas, pendekatan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi keakuratan dan konsistensi laporan keuangan perusahaan dengan keadaan riil sektor pertambangan yang sedang berlangsung. Kualitas akurasi dan konsistensi pengukuran cadangan mineral dan risiko lingkungan terkait dengan operasi tambang merupakan beberapa tantangan utama dalam industri pertambangan.

Ketika berbicara tentang audit laporan keuangan di sektor pertambangan non migas, pendekatan "seni mimesis" bisa memberikan banyak wawasan yang relevan. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menilai apakah laporan keuangan yang disusun oleh sektor pertambangan non-migas konsisten dengan keadaan riil di bidang pertambangan.

Sektor pertambangan non-migas seringkali berhubungan dengan risiko lingkungan dan ketidakpastian dalam hal pengukuran cadangan mineral yang dikutip dari eksplorasi. Oleh karena itu, auditor harus dapat menyelidiki lebih lanjut aspek-operasional dalam industri pertambangan ini, sehingga dapat mengevaluasi keakuratan data keuangan yang diberikan.

Pendekatan "seni mimesis" seringkali melibatkan pengamatan detail dan penyelidikan. Oleh karena itu, auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai terhadap proses eksplorasi dan operasi tambang, serta peraturan internasional yang berkaitan dengannya. Selain itu, auditor juga harus memeriksa kelayakan perusahaan terkait pemenuhan perizinan kerja dan operasi dan lingkungan dari izin-izin pemerintah setempat.

Auditor harus memperoleh pengetahuan yang cukup mendalam seputar seluk-beluk industri pertambangan untuk dapat mengevaluasi data keuangan secara akurat. Untuk melakukan hal ini, auditor dapat menggunakan pendekatan "seni mimesis" untuk menjalin hubungan antara keadaan riil dunia industri pertambangan non-migas dengan laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang di-audit.

Sebagai contoh, auditor dapat memastikan kebenaran statement- statement akuntansi dan operasional, dengan mencocokkan fase-operasional pertambangan dan statement keuangan. Jika seorang auditor menemukan adanya perbedaan dari keadaan riil, maka auditor harus meneliti lebih lanjut untuk memastikan keakuratan dari laporan- laporan keuangan yang disajikan.

Contoh lainnya misalkan pada awal pengamatan auditor, jika auditor mendapati keberadaan eksploitasi tambang dengan perizinan yang disesuaikan, maka auditor harus melakukan metode pengamatan detail, seperti rekaman foto, audio dan video, terhadap perizinan yang dimaksud. 

Hal ini dapat memastikan bahwa kegiatan eksplorasi tidak melanggar peraturan dan keselamatan lingkungan. Kemudian, auditor dapat membantu melaporkan data keuangan perusahaan sektor pertambangan non-migas dengan lebih akurat dan konsisten dengan keadaan nyata.

Beberapa literatur yang menyangkut tentang audit laporan keuangan yang dapat dijadikan referensi antara lain, audit keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) , Standards on Auditing International Federation of Accountants dan buku Auditing and Accounting Guide: Mining Capitalizations, Explorations, Developments and Operations, AICPA.

Kesimpulannya, pendekatan "seni mimesis" dapat memberikan banyak manfaat bagi auditor saat melakukan audit keuangan di sektor pertambangan non-migas. Pendekatan ini dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas dan akurasi laporan keuangan dengan lebih baik dari sebelumnya. 

Sebelum melakukan audit, auditor harus mengembangkan pemahaman mendalam mengenai lingkungan kerja dan memperoleh pengetahuan operasional yang akurat sehubungan dengan proses pertambangan yang berlangsung. 

Dengan cara ini, auditor akan dapat menguji, menilai secara obyektif, dan menemukan kelemahan dalam data jika coorrelasinya antara situasi riil dengan laporan keuangan yang dibuat tidak sejalan. 

Pendekatan "seni mimesis" dalam audit laporan keuangan sektor pertambangan non-migas juga dapat membantu auditor untuk mengevaluasi laporan keuangan secara lebih akurat dan konsisten dengan keadaan aktual dunia industri pertambangan. 

Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mendalam terkait dengan keseluruhan struktur dan operasi industri pertambangan, serta memastikan kepatuhan perusahaan-perusahaan pertambangan terhadap berbagai peraturan yang sesuai. 

Dengan begitu, auditor dapat membantu mempromosikan akuntabilitas di sektor pertambangan yang semakin penting di era globalisasi ini.

Daftar Pustaka:

1. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2019). Buku Panduan Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2019. Direktorat Jenderal Organisasi Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan.

2. International Federation of Accountants. (2018). International Standard on Auditing 600: Special Considerations - Audits of Group Financial Statements (Including the Work of Component Auditors).

3. American Institute of Certified Public Accountants. (2020). Auditing and Accounting Guide: Mining Capitalizations, Explorations, Developments and Operations.

4. Deegan, C. (2013). Financial accounting theory. Australia: McGraw-Hill Australia.

5. Kusrini, E., & Natalia, I. (2015). Metodologi Penelitian. Yogya: Graha Ilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun