Mohon tunggu...
Maria Sekar Ayu
Maria Sekar Ayu Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi Komunikasi

Mahasiswi komunikasi yang hobinya foto, makan, jalan-jalan sendirian dan nontonin video kucing di twitter.

Selanjutnya

Tutup

Film

Inside Out (2015), Menerima Kesedihan Dalam Diri Kita

20 Oktober 2020   14:19 Diperbarui: 20 Oktober 2020   14:54 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingatkah kalian dengan film Inside Out? Film garapan Pixar dan Disney ini telah rilis lima tahun yang lalu, namun kisah tentang kelima emosi dalam kepala seorang anak kecil ini tetap layak kita ingat sebagai salah satu film keluarga yang berhasil mengajarkan nilai penting kepada anak-anak sekaligus orang dewasa yang menontonnya.

Implikasi Sosial

Bermain dengan premis "apa yang terjadi dalam kepala kita, setiap kali kita berpikir/bertindak?", film ini sangat bergantung pada aspek psikologis dari manusia. Melalui kelima karakter yang mewakili kelima emosi utama manusia: Joy (Kebahagiaan), Sadness (Kesedihan), Fear (Ketakutan), Anger (Kemarahan), dan Disgust (Kemuakan), film ini menunjukkan emosi manusia sebagai sebuah karakter--sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah dari kita (manusia). Film Inside Out kemudian mendorong para peneliti untuk melihat bahwa cara berpikir ini (emosi sebagai karakter) dapat membantu seseorang untuk menangani emosi negatif mereka. Menurut Jones (2015) film Inside Out juga bisa dijadikan sebagai refleksi tentang bagaimana kita selama ini mengelola emosi kita. 

 Selain respon yang baik dari para penonton film, Inside Out juga mendapatkan penilaian yang baik dari para kritikus film. Rotten Tomatoes memberikan rating sebesar 98% dari 370 kritikus film dan 89% dari penilaian publik (Rotten Tomatoes, n.d.). Dari 115 nominasi, film yang disutradarai oleh Pete Docter ini memenangkan sebanyak 98 penghargaan, termasuk salah satunya adalah Best Animated Feature Film of The Year pada Academy Award tahun 2016 (IMDb, n.d.). 

Genre

IMDb mengklasifikasikan Inside Out sebagai film dengan genre Animation, Adventure, dan Comedy. Sementara itu, Inside Out dikategorikan sebagai film Fantasy, Animation, Comedy, Kids and Family pada halaman Rotten Tomatoes. Meskipun ada banyaknya unsur genre yang ada dalam Inside Out, genre yang paling menonjol dalam film Inside Out adalah Family dan Drama.

Unsur komedi memang beberapa kali ditunjukkan dalam film, terutama melalui tingkah-tingkah laku unik tiap emosi. Namun, film Inside Out juga berfokus berat pada transisi setiap karakter yang ada dalam film ini dan permasalahan yang mereka hadapi. 

Hellerman (2019)  menjelaskan film bergenre drama sebagai film yang memiliki fokus pada karakter dan bagaimana karakter-karakter ini berkembang seiring waktu. Film bergenre drama juga menunjukkan bagaimana karakter-karakter ini berurusan dengan perjuangan hidup sehari-hari.  

Perkembangan karakter yang terjadi dalam film terlihat dalam karakter Riley dan Joy. Meskipun agak rumit untuk melihat karakter Riley sebagai karakter yang berdiri sendiri, perubahan yang dia alami sepanjang film adalah fokus utama dari film ini--bagaimana Riley merespon transisi yang terjadi pada dirinya (pindah ke luar kota, meninggalkan teman-teman lamanya, bertemu dengan lingkungan dan teman-teman baru). 

Membicarakan Riley juga tidak bisa lepas dari kelima emosi yang mengontrol kepalanya, terutama Joy. Joy sebagai emosi yang terkesan mendominasi kepribadian Riley mengalami perubahan dalam perjalanannya bersama Sadness. Joy, sebagai karakter, akhirnya memahami betapa pentingnya Sadness dalam mengontrol Riley. Ketika Joy akhirnya membiarkan Sadness mengambil alih kontrol headquarter, sebagai simbol bahwa akhirnya Riley menerima kesedihan sebagai bagian dari dirinya, barulah Riley bisa kembali ke orang tuanya dan perlahan move on dari meninggalkan Minnesota. 

Sebagai film family, Inside Out menawarkan cerita yang bisa dikonsumsi oleh audiens secara luas, baik anak-anak maupun orang dewasa. Film dengan genre family biasanya akan menampilkan cerita yang fokus pada anak-anak dan menyisipkan sebuah pesan moral atau pelajaran (AMC Filmsite, n.d.). Dalam film Inside Out, momen dimana Sadness akhirnya diijinkan untuk memegang kendali oleh keempat emosi lainnya ingin menunjukkan kepada anak-anak dan orang dewasa bahwa dalam menghadapi sesuatu, tidak apa-apa untuk merasa sedih dan membiarkan kesedihan itu mengambil alih beberapa saat. 

Paradigma Fenomenologi

Melalui paradigma fenomenologi, film dilihat sebagai sebuah fenomena, dimana ia akan berusaha untuk mengeksplorasi bagaimana reaksi seseorang terhadap suatu gejala atau fenomena yang terjadi dalam hidupnya. fenomenologi mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung, seolah-olah kita mengalaminya sendiri. Dengan fenomenologi, kita dapat mempelajari bagaimana fenomena dialami  dalam  kesadaran,  pikiran,  dan  dalam  tindakan,  seperti  bagaimana fenomena   tersebut   bernilai   atau   diterima   secara   estetis (Husserl  dalam  Kuswarno  dalam Hasbi, 2018).

Secara keseluruhan, film ini menunjukkan fenomena yang terjadi dalam kepala Riley, yang diwakilkan/disimbolkan melalui kelima karakter emosi. Riley yang mengalami perubahan baik dari internal dirinya (transisi dari anak kecil menuju usia remaja) maupun secara eksternal (pindah dari Minnesota ke San Fransisco). Adanya perubahan-perubahan ini membingungkan Riley, termasuk kelima emosi di dalam kepalanya. Keseluruhan premis dari film ini menunjukkan fenomena-fenomena tersebut dalam karakter Riley dan kelima emosi yang ada dalam kepalanya. Ketika ada suatu perubahan/kejadian yang dialami oleh Riley, kita bisa melihat bagaimana kelima emosi tersebut saling berusaha memegang kendali atas Riley. 

Produksi

Inside Out merupakan hasil produksi gabungan antara Pixar Animation Studio dan Walt Disney Pictures. Ide mengenai Inside Out berawal dari putri Pete Docter,  sutradara Inside Out, yang berubah menjadi lebih moody ketika menginjak usia pra-remaja (Flores, 2015). Perubahan yang terjadi pada putrinya ini kemudian membuatnya membayangkan tentang "Apa yang sedang terjadi dalam pikiran manusia?". Pete Docter, yang sebelumnya juga menyutradarai film Monster Inc. (2001) dan Up (2010), kemudian mengembangkan film ini dengan bantuan psikolog Paul Ekman dan Dacher Keltner supaya tim produksi Pixar bisa menceritakan emosi-emosi ini dengan tepat (Judd, 2017). 

Selain proses penulisan cerita yang rumit, proses animasi karakter-karakter dalam Inside Out juga tidak mudah. Kelima karakter emosi dalam film memiliki animasi khasnya masing-masing, seperti Joy yang memiliki partikel-partikel cahaya di sekelilingnya, atau Anger yang partikelnya akan lebih memancar ketika ia marah. Tambahan animasi pada karakter-karakter ini yang membuat budget produksi film ini membesar (Robinson, 2015). Meskipun begitu, harus diakui bahwa efek-efek seperti ini yang membuat karakter-karakter tersebut semakin hidup.

Teori Formalisme

Formalisme melihat sebuah film sebagai sebuah bentuk (form) narasi. Dalam melihat Inside Out menggunakan konsep formalisme, kita melihat bagaimana bagian-bagian dalam film (karakter, setting, mise-en-scene,komposisi fotografi, pergerakan kamera, pilihan pengeditan, suara yang berhubungan dengan gambar) secara sistematis berusaha menyampaikan suatu makna kepada penontonnya (Ola-Koyi, 2019). 

Secara keseluruhan film ini berusaha menyampaikan makna kepada penontonya, bahwa terkadang bersedih itu tidak apa-apa. Adegan yang paling menunjukkan hal ini terjadi saat adegan dimana Joy jatuh dalam Memory Dump (tempat dimana memori-memori dibuang untuk dilupakan) dan menemukan memori lama Riley. Bola memori yang diambil oleh Joy awal mulanya berwarna kuning, menunjukkan bahwa memori tersebut adalah memori yang bahagia. Namun, bola memori tersebut kemudian berubah warna menjadi biru saat Joy memutar memori Riley. Adegan yang ditunjukkan dalam bola memori tersebut berganti ketika Riley sedih sendirian di bawah pohon. Barulah ketika orang-tua dan anggota timnya datang untuk menghibur Riley yang terlihat sedih, bola tersebut berubah kuning kembali dan Riley terlihat bahagia. Montase Joy yang melihat memori dalam bola memori ini menunjukkan makna bahwa untuk kesedihan justru bisa menjadi petunjuk untuk orang lain mengetahui bahwa kita sedang butuh bantuan. Adanya perubahan warna dari bola memori juga secara gamblang menunjukkan bahwa untuk bahagia kita harus menerima kesedihan kita dulu. Ketika adegan ini berputar, musik yang diputar juga menunjukkan beat yang awalnya pelan ketika bola memori berwarna biru, kemudian menjadi lebih up-beat ketika bola tersebut berwarna kuning dan Joy mulai menyadari bahwa Sadness yang membantu Riley saat itu. Penambahan musik dalam adegan tersebut membantu penonton untuk semakin mendalami adegan dan memahami makna yang ingin disampaikan oleh film. 

Daftar Pustaka

IMDb. (n.d.). Inside Out (2015). Dilansir dari https://www.imdb.com/title/tt2096673/?ref_=fn_al_tt_1

Rotten Tomatoes. (n.d.). Inside Out (2015). Dilansir dari https://www.rottentomatoes.com/m/inside_out_2015

AMC Filmsite. (n.d.). CHILDREN-KIDS

FAMILY FILMS. Dilansir dari https://www.filmsite.org/childrensfilms.html

Hellerman, J. (2019). TV & Film Genres List: A Comprehensive Study and Guide. Dilansir dari https://nofilmschool.com/TV-and-film-genres.

Hasbi, M. N. (2018). PERAN PRODUSER DALAM MANAJEMEN PRODUKSI FILM KOMERSIAL: Studi Fenomenologi Pada Film "Darah Biru Arema 2 ( S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Indonesia). Dilansir dari http://eprints.umm.ac.id/43225/.

Flores, T. (2015, 10 Juni). 'Inside Out' Director Pete Docter Talks About Animation Influences, Pixar at LAFF Master Class.  Variety. Dilansir dari https://variety.com/2015/film/festivals/inside-out-pete-docter-animation-pixar-1201516389/

Judd, W. (2017, 14 Juni). A Conversation With the Psychologist Behind 'Inside Out'. Pacific Standard. Dilansir dari https://psmag.com/social-justice/a-conversation-with-psychologist-behind-inside-out.

Robinson, M. (2015, 17 Juni). Pixar blew through its 'Inside Out' budget to create the biggest effect in the movie. Business Insider. Dilansir dari https://www.businessinsider.com/inside-out-pixar-blew-through-budget-2015-6?r=US&IR=T.

Ola-Koyi, B. (2019). Film Appreciation: A Formalist Approach to Film Analysis and Evaluation. International Jjournal of Humanitatis Theoreticus, 2(1), 64-75.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun