Mohon tunggu...
Annymaria
Annymaria Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mengajar di SDK ST.Yosefa

Dari Ujung Negeri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tetapi Rapuh

21 Januari 2021   16:41 Diperbarui: 21 Januari 2021   16:55 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com/wanita sedih

Ketika amarahnya meledak bak letusan merapi,

Engkau memilih diam agar terlihat tangguh

Ketika teriakannya memekakan telingga,

Engkau memilih membisu dari pada berkata

Ketika ia melayangkan belati di dadamu,

Engkau memilih pasrah dan tetap tegar

Walau engkau tertusuk dan terluka

Ketika ia memilih pergi dari pada tinggal,

Engkau tetap menanti walau ia tak kembali

Engkau tahu, kini tak ada lagi kepastian darinya.

Tetapi engkau memilih untuk tetap kuat dari pada mengelu

Engkau tak butuh dikasihani

Namun nyaman bila memikulnya sendiri

Engkau, seolah-olah memiliki citra diri yang kuat

Namun engkau terlampau sakit

Perih yang ditinggal pergi

Dan kau masih menanti yang tak pasti

Engkau pun tahu engkau tak bahagia

Engkau masih saja, berpura-pura dalam kerapuanmu

Engkau juga tak melepaskan atau membiarkannya

Namun engkau tetap merangkulnya kembali

Agar ceritamu tak habis disitu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun