Ketika amarahnya meledak bak letusan merapi,
Engkau memilih diam agar terlihat tangguh
Ketika teriakannya memekakan telingga,
Engkau memilih membisu dari pada berkata
Ketika ia melayangkan belati di dadamu,
Engkau memilih pasrah dan tetap tegar
Walau engkau tertusuk dan terluka
Ketika ia memilih pergi dari pada tinggal,
Engkau tetap menanti walau ia tak kembali
Engkau tahu, kini tak ada lagi kepastian darinya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!