Mohon tunggu...
Maria Goretti Octavia Pepe
Maria Goretti Octavia Pepe Mohon Tunggu... Guru - Kampung Sawah

Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan Erik Erikson

22 November 2021   23:48 Diperbarui: 23 November 2021   00:12 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak yang mempunyai kelebihan di bidang tarik suara, menggambar, mewarnai, menari dan lain-lain sebaiknya guru di sekolah bisa mendukung bakat anak tersebut dengan memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengikuti perlomban-perlombaan sesuai dengan bakat anak. Anak akan merasa bangga ketika ia diberi kepercayaan untuk mengikuti perlombaan-perlombaan.

Identitas vs Kebingungan Peran. Dalam tahap ini dimulai pada usia 12 tahun-18 tahun dimana remaja mulai mencari jati diri dan juga identitas pribadi melalui eksplorasi nilai-nilai pribadi,keyakinan dan juga tujuan hidupnya. Pada masa ini, remaja mulai memiliki banyak peran baru, juga status sebagai orang dewasa. Ketika remaja mulai untuk menjajaki peran ini dengan cara yang sehat maka identitas positif akan tercapai. 

Sebaiknya pada masa ini, remaja mempunyai banyak kegiatan-kegiatan yang bersifat positif dan juga bermanfaat, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Misalnya mereka dilibatkan dalam kegiatan di lingkungan tingkat RT atau RW seperti karang taruna. Disini remaja dapat belajar untuk berorganisasi, bersosialisasi. 

Mereka bisa melakukan kegiatan seperti olahraga bersama, kunjungan ke panti asuhan, bakti sosial seperti membersihkan lingkungan, mengadakan kegiatan bazar, memberi bantuan kepada korban bencana alam dan lain sebagainya. Dengan kegiatan positif yang dilakukan, diharapkan dapat memberi pengaruh positif juga terhadap perkembangan anak. Disini dibutuhkan juga peran orangtua dan guru sebagai pendidik untuk dapat mengarahkan anak, mendukung mereka dalam segala kegiatan yang dilakukan.

Keintiman vs Isolasi. Pada tahapan ini merupakan tahapan yang diwujudkan melalui komitmen dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Dimulai pada usia 18 tahun- 40 tahun. Mereka yang sedikit memiliki kepekaan diri akan cenderung memiliki kekurangan komitmen dalam menjalin hubungan dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian bahkan bisa mengalami depresi. 

Jika mereka mengalami kegagalan, maka  muncul rasa keterasingan dan jarak dalam berinteraksi dengan orang lain. Pada masa ini mereka berusaha untuk mencari pasangan ataupun sebaliknya, menjauhkan diri dari berbagai macam hubungan tetapi itu semuanya tergantung dari pengalaman yang mereka alami sebelumnya. Dalam hal ini bantuan dari orang terdekat ataupun pasangan sangat membantu dalam melewati tahap ini. Selain mencari pasangan, pada tahap perkembangan inipun mereka sedang mengembangkan karier dalam pekerjaan dalam mencapai tujuan hidup mereka.

Generativitas vs Stagnasi. Dalam tahap perkembangan ini, dimulai pada usia 40 tahun- 65 tahun. Dimana mereka akan melanjutkan membangun hidup mereka dan lebih fokus pada keluarga dan  karier. Ketika seseorang berhasil pada tahap ini maka ia akan merasa dapat memberi kontribusi terhadap lingkungan sekitar dengan ikut berperan serta dalam segala aktivitas yang dilakukan dirumah maupun dengan komunitas.  Jika gagal, maka ia akan merasa tidak produktif lagi.

Integritas vs Keputusasaan. Pada tahapan ini, seseorang akan melihat kembali kehidupan yang telah mereka jalani dan berusaha untuk menyelesaikan segala masalah yang sebelumnya belum terselesaikan.Ketika mereka berhasil melewati tahapan ini maka ia akan dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dilewati. 

Mereka yang gagal  maka mereka  merasa bahwa hidupnya percuma dan akan mengalami banyak penyesalan. Pada tahap perkembangan ini, siapapun yang dapat membuat dia merasa berguna adalah sosok yang sangat berpengaruh. Maka dari itu, jika kita mempunyai lansia di rumah, sebaiknya berusaha untuk mengucapkan terima kasih untuk segala hal sekecil apapun supaya ia merasa dirinya berguna. Pada masa ini pula, ia membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, saling berbagai pengalaman.

Dengan mengetahui tahap perkembangan psikososial anak, kita selaku orang tua maupun pendidik dapat lebih memperhatikan, mendorong anak-anak kita arah yang positif sehingga nanti nya mereka akan dapat menjadi anak-anak yang dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun