"Zakheus si pemungut cukai itu, yang dikenal sering merampas harta milik orang lain, kini bertobat setelah bertemu Yesus. Zakheus sadar akan kesalahannya dan rela membagikan setengah hartanya pada orang miskin, bahkan mengembalikan harta yg telah dirampasnya 2-3 kali lipat kepada orang-orang"
Pertobatan yang luar biasa...Â
Langsung diwujudnyatakan dalam perbuatan kepada orang-orang yang bersangkutan... Siapa yang tidak senang mendapatkan uang?
Jadi apakah aku juga harus melakukan itu? Membagikan harta sebagai wujud pertobatan??
Heeiii, harta mana yg bisa kubagikan?? Bahkan untuk hidupku sendiripun aku masih pontang-panting!
Hem...
Brati pertobatan ini memang hanya untuk orang kaya saja sepertinya.
Cuma mereka yg bisa bertobat dengan sempurna karena banyak hartanya yang bisa dibagikan.Â
Sedangkan aku???
Bisa juga sih aku melakukan itu. Aku bisa mengajukan pinjaman ke bank, koperasi, teman dekat mungkin atau kemana saja deh. Sebagai tumbal untuk menebus dosa.
Tapi setelah itu??Â
Sepertinya aku akan makin berdosa karena mengutuki semua angsuran yg harus kubayar. Mencaci cicilan yang terus menggerogoti gajiku setiap bulan.
Waahh, susah jugaa kalau begini. Kapan aku sejahtera?Â
Atauuu... Mungkin aku memang harus hidup sengsara di dunia untuk menggapai kehidupan bahagia nan sejahtera di akhirat??
Kalau begini konsepnya, aku bisa membenarkan semua orang yg bunuh diri karena sudah menderita di dunia. Atau mereka yang dengan rela mengajak umat manusia untuk menuju akhirat secara berjamaah dengan bom.Â
Ada jalan lain sebenarnya yang bisa kulakukan, yaitu denga jadi Robin Hood masa kini. Memviralkan penjarahan untuk kemudian dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sepertinya ide yang bagus. Jadi selain memperoleh pengampunan, aku juga disukai banyak orang.
Hem... Tapi itu artinya aku jd buronan. Ini harus dilakukan secara berkelompok supaya bisa kerja cerdas dan cepat.Â
Tapi, kalau ada bahaya atau oknum yg akan menangkapku bagaimana??
Singkirkan dong!!!!
Dasar iblis.
 Menyingkirkan sama saja dengan berdosa lagi. Kapan berakhirnya lingkaran dosa ini??Â
Atau mungkin manusia sudah didesain lengkap sepaket dengan dosa-dosa yang harus dilakukan.Â
Untuk apa??
Yaaa untuk bisa diselamatkan akhirnya. Bukankah syarat diselamatkan maka harus berdosa?? Hanya orang berdosa yang butuh keselamatan, kan?
Yesus berkata,"Hanya orang sakit yang membutuhkan tabib!"
Saya baru sadar bahwa saya sakit.
===
Bukan...
Bukan itu maksud Tuhan...
Bukan berarti kamu harus mencontoh perbuatan tobat yang dilakukan orang lain, sekalipun ada di dalam Kitab Suci.
Bukan berarti kamu harus selalu membagikan hartamu ketika kamu berdosa. Seolah kesucian dirimu bisa terbayarkan dengan harta, uang dan kekayaan...
Seolah surga bisa dibeli dengan harta yang melimpah...
Zakheus melakukan itu sesuai dengan pengalaman kedosaan yg dilakukannya. Dia merampas harta. Maka dia bertobat dengan cara memberikan hartanya.
Clear?
Kalau kamu juga punya pengalaman dosa merampas harta orang lain, ya kebalikan.Â
Kalau aku punya dosa lain, ya aku akan bertobat sesuai pengalaman dosaku.
Jangan ikut-ikutan deh.Â
Baca, pahami, baru lakukan.
Aku punya pengalaman dosa membantah setiap nasihat orang tua. Berati caraku bertobat ya dengan mendengarkan, melaksanakan nasihat orang tua.Â
Simple kan!??
"But difficult, right?"
Karena seringkali kita tidak sadar dosaku itu yang mana...
Seringkali banyak sekali pembelaan yg kita lakukan untuk sekedar pembenaran diri...
Bahkan, seringkali aku menyalahkan orang lain untuk apa yang aku lakukan...
===
Penuh...
Sesak dengan sekumpulan ego yang menggerogoti jiwa...
Panas...
Kehangatan yang dulu sudah sampai pada tahap pembakaran yang merombak dinding hati ...
Aku ingin mengulang waktu..
Pengalaman kedosaan ini terasa semakin membelengguku...
Adakah jalan keluar??
ADA!!!
Tetapi, beranikah aku?
===
Bagai akar yang sudah menghujam pusat bumi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H