Mohon tunggu...
Minerva
Minerva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nama lengkap saya Maria Minerva Gani

Saya seorang murid....Apabila ada kesalahan jangan marahi saya.... Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Esai Kritik "Pacar Pertama" Karya Vika Wisnu

11 April 2022   13:49 Diperbarui: 11 April 2022   13:59 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menurut pandangan Andrias Harefa (2004:137), profesionalisme menggambarkan seseorang dengan keterampilan tinggi dan bekerja untuk kepentingan umum dengan pengawasan ketat pada perilaku kerja. Vika Wisnu adalah seorang penulis wanita dimana tulisan yang digarapnya tidak jarang menjadi cerpen pilihan kompas. 

Pada beberapa kesempatan wawancara, ia mengatakan kalau dirinya bukanlah seorang penulis profesional. Vika menjelaskan kalau seorang penulis profesional mempunyai jadwal menulis dan target-target untuk dicapai. Sedangkan kegiatan menulis ini menjadi cara bagi Vika untuk membebaskan pikirannya (Sumber : iniSurabaya.com). 

Seperti cerpen-cerpen Vika Wisnu yang lainnya, 'Pacar Pertama' juga merupakan sebuah karya fiksi. Meskipun begitu, Vika Wisnu menghabiskan banyak waktu untuk melakukan riset-riset agar karyanya lebih mendekati faktual. 

Sebisa mungkin ia ingin cerpen yang ditulis menyerupai kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, tidak jarang baginya untuk mengutip nama-nama dari kehidupan nyata (sumber : surabaya.tribunnews.com). 

Alasan saya memilih untuk mengkaji cerpen dengan feminis  karena sebelumnya sudah ada yang mengkaji dengan kajian feminis. Sehingga saya akan menggunakan esai tersebut sebagai referensi feminis pada esai saya. Kedua, dalam cerpen tersebut digambarkan perjuangan seorang perempuan yang sudah ditinggalkan suaminya --menjadi orang tua tunggal--. 

Ketiga, karena penulis dari cerpen ini pun seorang perempuan hebat bergerak mendobrak pintu patriarki dengan tindakannya --seperti mengurus 2 anaknya sembari bekerja sebagai dosen dan tetap bisa menghasilkan sebuah karya tulis yang indah--. 

Maggie Humm (1995) berpendapat kalau feminisme adalah sebuah gerakan dan ideologi untuk melepaskan perempuan dari ketidakadilan yang diakibatkan oleh jenis kelaminnya. 

Sering kali perempuan dikatakan terlalu emosional, sedangkan menurut Barrett dan Fossum (dalam Kurniawan & Hasanat, 2007) emosi adalah manifestasi dari keadaan fisiologis dan kognitif manusia, yang merupakan mencerminkan cerminan dari budaya dan sistem sosial. Sehingga perempuan tidak bisa dikatakan emosional hanya karena jenis kelaminnya.

Cerpen 'Pacar Pertama' menceritakan kisah dan perjalanan seorang perempuan bernama Sita. Setidaknya sudah sepuluh tahun Sita menjadi seorang janda sejak sepeninggalan suaminya. Sejak saat itu Sita hanya hidup berdua dengan anak satu-satunya bernama Diko. Sebelum suaminya meninggal karena kanker, Mas Amal --suami Sita-- menuliskan sebuah surat yang berisikan permintaan maaf dan hadiah untuk istrinya.

 Mas Amal --Suaminya-- menghadiahkan sebuah empang yang letaknya tepat berada di seberang kebun belakang rumah mereka. Sejak awal danau itu sudah menyimpan sebuah kenangan tersendiri bagi Sita, yaitu sebagai hadiah terakhir dari suaminya. Danau tersebut telah merekam begitu banyak kenangan yang dilalui oleh Sita, anaknya Diko, dan sahabat anaknya Adrian. Kedekatan Adrian dengan Diko sangatlah luar biasa hingga-hingga Adrian memanggil Sita--mama Diko dengan sebutan mama juga.

Peristiwa demi peristiwa Diko dan Adrian lewati, dari perasaan kasmaran, patah hati, memalukan, hingga mereka beranjak dewasa. Saat itu mereka sudah memiliki pekerjaan sendiri, studi yang harus mereka jalani, dan kehidupannya masing-masing. 

Lalu danau pemberian Mas Amal lagi-lagi merekam kejadian haru keluarga Sita, yaitu janji ikrar yang diucapkan Diko kepada Putri --perempuan yang dinikahinya--. Tidak lama setelahnya Diko pun harus pergi ke Samarinda bersama keluarga barunya karena pekerjaannya. Konflik dan pergulatan hati yang dirasakan Sita pun datang di ulang tahunnya yang keempat puluh tujuh. 

Di hari itu, Adrian mengajak Sita untuk menikah. Sita yang kebingungan dengan curahan hati Adrian yang mendadak, hanya bisa menanggapi sebagai sosok ibu. Berulang kali Adrian mencoba mengutarakan perasaannya kepada Sita. Hingga akhirnya Adrian datang kembali untuk membawa kabar kalau ia akan menikah.

Setelah saya membaca karya Vika Wisnu yang berjudul 'Pacar Pertama' saya dapat melihat ada tiga bagian yang menggambarkan kata feminis tersebut. 

Bagian yang saya garis besari saya ikuti dari tulisan esai Gita Rachmasari Apandi (Esai Sosiologi Sastra Pacar Pertama Karya Vika Wisnu) karena saya setuju dengan sudut pandangnya melihat sisi feminisme dalam cerpen 'Pacar Pertama'. Bagian yang pertama adalah Perempuan sebagai orang tua tunggal. 

Lalu untuk yang kedua adalah perempuan yang teguh dan berpendirian. Dan yang ketiga adalah perempuan yang penuh dengan kasih dan ketegasan. Saya akan mengkaji ketiga bagian itu dengan kajian feminisme dan menyertakan opini saya.

Perempuan Sebagai Orang Tua Tunggal

Berdasarkan seorang ahli yaitu Jerry Binger, sosok orang tua tunggal menghadapi 5 masalah utama. Beberapa dari 5 itu adalah tuntutan untuk memenuhi kebutuhan finansial tanpa bantuan pasangan dan mendapatkan sikap atau stigma yang negatif dari masyarakat (dalam buku Parents Child Relations: An Introduction To Parenting, 1999). Efek yang lebih besar lagi dapat ditemui bagi para perempuan yang menyandang kata janda di tengah kehidupan sosial yang kental dengan patriarki. 

Di dalam cerpen pilihan Kompas tahun 2014 yang berjudul 'Pacar Pertama' ini menggambarkan sosok Sita yang kagum karena kesuksesannya dalam merawat dan membesarkan anaknya sebagai orang tua tunggal. Kebanggannya karena sudah bisa menyelesaikan tugasnya sebagai orang tua.

Bahagia dan terpesona karena akhirnya aku sampai pada tujuanku mengantarkan Diko jadi "orang". Tidak mudah bertahan hidup sebagai orangtua tunggal meski sejujurnya lebih berat menyandang sebutan janda (Cerpen Pilihan Kompas 2014).

Perempuan Teguh Dan Berpendirian

Di awal cerpen ini sudah dikenalkan kepada pembaca mengenai empang yang terletak di seberang kebun belakang rumah Sita. Empang dengan letak yang begitu sempurna, memperbolehkan Sita dan keluarganya menyaksikan matahari yang tenggelam di penghujung hari. 

Empang tersebut merupakan pemberian terakhir dari suaminya yang meninggal karena kanker. Dan sejak  kepergian suaminya, setidaknya sudah ada 10 kali Sita ditawarkan untuk menjual empang tersebut. 

Sita pun menerka-nerka mengenai kenapa ia diminta untuk menjual empang tersebut. Hingga terakhir kalinya ditanyakan, Sita tetap menolak meski tawaran nilai empang tersebut selalu meningkat. Dapat dilihat dari kejadian yang dialami oleh Sita, yang membuktikan kalau ia memiliki pendirian dan teguh dengan keputusan yang sudah dibuatnya. 

Entahlah, yang jelas aku bersikeras tak melepasnya untuk nominal berapa pun(Cerpen Pilihan Kompas 2014).

Perempuan Yang Penuh Dengan Kasih Dan Ketegasan

Adrian yang merupakan sahabat karib anaknya tersebut sudah begitu dekat dengannya, hingga Panggilannya pun berubah menjadi ibu. Sita pun juga sudah menganggap Adrian sebagai anaknya sendiri. Namun, kasih sayang yang dicurahkan oleh Sita di salah artikan oleh Adrian. Adrian yang kian bertambah jatuh cinta dengan kebaikan dan sosok keibuan tersebut mengajak Sita menikah di ulang tahun Sita yang ke empat puluh tujuh. Sita hanya bisa menanggapi pernyataan Adrian sebagai seorang ibu, karena ia sendiri pun terkejut. Kejadian ini terus berulang, tetapi Sita dengan tegas menolak permintaan Adrian. Sita hanya ingin menanggapi Adrian sebagai sosok ibu bukan sebagai seorang wanita.

Kutepuk pundaknya. "Adrian," kutatap matanya. Nadaku tak berbeda dari saat-saat wajah keruhnya semasa SMA merajuk minta ditanya. "Cerita sama Mama, ada masalah apa?" (Cerpen Pilihan Kompas 2014).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun