Mohon tunggu...
Maria Trifonia Elensi Naja
Maria Trifonia Elensi Naja Mohon Tunggu... Lainnya - Newbie

God is Good

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Product Planning

22 November 2021   13:35 Diperbarui: 22 November 2021   14:27 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah produk yang bagus dan sukses di pasar tentunya tidak terlepas dari perencanaan yang matang dan kerja keras berbagai pihak di belakangnya. 

Sebelum sebuah produk diperkenalkan di pasar, produk harus melewati berbagai tahap seleksi agar produk tersebut layak untuk dipasarkan. 

Secara harafiah segala perencanaan tersebut dinamakan product planning. Product planning atau perencanaan produk merupakan sebuah proses berkelanjutan untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan kebutuhan pasar yang menentukan rangkaian fitur dari produk.

Menurut Ulrich & Eppinger (2001) perencanaan produk adalah proses periodik yang mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk dijalankan. Rencana produk memuat identifikasi mengenai portofolio produk-produk yang akan dikembangkan oleh perusahaan berserta waktu pengenalannya ke pasar.

Perencanaan produk ini berfungsi sebagai dasar dalam pengambilan beberapa keputusan mengenai harga, distribusi, dan promosi. Dengan kata lain, perencanaan produk adalah inti dari manajemen produk yang mencakup pengelolaan produk sepanjang siklus hidupnya, yang berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan dengan peningkatan produktivitas.

Secara spesifik, adanya perencanaan yang matang untuk sebuah produk dapat menghasilkan beberapa manfaat, antara lain:

  • Layanan pelanggan yang lebih baik

Perencanaan produk melalui manajemen kerja dan penjadwalan yang tepat membantu dalam memberikan dukungan yang lebih baik kepada pelanggan, seperti barang yang berkualitas dengan biaya yang wajar dan pengiriman yang tepat waktu. Kedua hal tersebut merupakan bagian integral dari perencanaan produk yang dapat memenangkan kepercayaan pelanggan serta menciptakan hubungan yang harmonis dengan pelanggan.

  • Kontrol inventaris yang lebih baik

Sistem perencanaan dan pengendalian produk yang baik membantu dalam mengelola inventaris pada tingkat yang tepat, sehingga dapat mengurangi biaya investasi pada inventaris. Perencanaan produk juga membantu dalam melakukan kontrol yang lebih baik atas bahan mentah, sehingga pembelian bahan mentah dapat dilakukan secara efektif.

  • Pemanfaatan sumber daya yang optimal

Ketika suatu produk direncanakan dengan baik, hal itu membuat sumber daya dan input yang tersedia yang masuk ke dalam proses produksi dapat dimanfaatkan dengan efektif. Maka dari itu perusahaan dapat terhindar dari risiko pemborosan sumber daya yang tersedia.

  • Citra merek yang bagus

Produk yang bagus akan membuat pelanggan puas. Untuk membuat sebuah produk yang bagus, perusahaan memerlukan sistem perencanaan produk yang tepat yang membantu menjaga semuanya agar tetap sistematis. Perusahaan seperti itu dapat memenuhi pesanannya dengan tepat waktu serta dapat membuat pelanggannya puas. Hal ini mengarah pada loyalitas pelanggan, peningkatan laba, peningkatan penjualan, keharmonisan industri, dan pada akhirnya dapat membuat citra merek bisnis yang baik dan bagus.

Sebuah perencanaan produk yang efektif terdiri dari sebuah proses kompleks yang mencakup ribuan faktor yang mengubah ide awal dan berbagai aktivitas untuk memastikan hasil akhir yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan/atau perkembangan teknologi. Perencanaan produk menyelaraskan aset bisnis dan faktor operasional untuk berfokus pada pengembangan produk. Tujuannya ialah untuk memberikan probabilitas keberhasilan terbesar dalam mencapai tujuan bisnis melalui strategi produk yang efektif.

Lalu langkah-langkah perencanaan produk apa saja yang harus dilalui saat membangun produk baru? Berikut ialah langkah-langkah utama yang dapat dilakukan perusahaan.

1. Menentukan konsep produk

Hal ini merupakan salah satu langkah yang penting dalam bisnis. Manajer produk harus dapat mendefinisikan apa yang ingin dibangun sebagai sebuah produk. Seorang manajer produk dan timnya harus memiliki pengetahuan yang kuat tentang masalah yang akan datang dan pemahaman yang kuat tentang solusi yang dibutuhkan untuk meminimalisir setiap risiko dan ancaman terhadap rancangan produk tersebut.

2. Menambahkan detail dari riset pasar

Setelah langkah pertama berhasil dilalui, langkah selanjutnya ialah melakukan riset pasar. Tidak semua ide produk yang sukses adalah ide bisnis yang sukses. Maka dari itu, selama tahap ini, manajer produk dan timnya perlu membuktikan bahwa idenya memiliki peluang di pasar. Selain itu pada tahap ini mereka juga harus mempelajari berbagai hal mengenai pesaing termasuk menganalisis kelemahan & kekuatan mereka, serta mencari tahu celah di mana produk tersebut dapat memiliki keunggulan dibandingkan para pesaingnya.

3. Merencanakan proses pengujian produk

Jika perencanaan produk telah melewati kedua langkah di atas, maka langkah selanjutnya ialah membangun konsep dan memastikan bahwa ada tempat di pasar untuk rancangan produk tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membangun MVP (Minimum Viable Product). Minimum Viable Product ialah versi produk baru yang memungkinkan tim mengumpulkan jumlah maksimum pembelajaran tervalidasi tentang pelanggan dengan hanya membutuhkan sedikit usaha (Reis, 2011). 

Fungsi utama dari membuat Minimum Viable Product adalah untuk meningkatkan daya tarik pelanggan terhadap produk. Banyak startup yang menggunakan Minimum Viable Product untuk mendapatkan perhatian dari pelanggan seperti Uber, Dropbox dan Zappos. Dengan Minimum Viable Product, manajer produk dan timnya dapat menempatkan contoh produk di hadapan pelanggan atau pengguna agar mereka dapat melihat, menguji, dan memberikan umpan balik mengenai produk tersebut.

Berikut adalah ilustrasi untuk merepresentasikan peran dari Minimum Viable Product:

4. Menulis detail kematangan produk

Setelah langkah ke 3 di atas dilakukan, maka selanjutnya manajer produk membutuhkan kematangan produk. Pada tahap inilah product roadmap menyatu dengan product planning. 

Menurut Davies (2019), product roadmap merupakan sumber yang menjelaskan tentang visi, arah, prioritas, dan perkembangan dari suatu produk dari waktu ke waktu. Product roadmap erat kaitannya dengan strategi produk dan bagaimana manajer produk dan timnya harus sigap menanggapi feedback dari konsumen tentang produk yang diluncurkan. Dengan demikian, produk dapat bersaing dengan produk lainnya.

5. Menjelaskan siklus hidup produk

Proses perencanaan produk tidak berhenti pada tahap peluncuran produk. Sebaliknya, proses perencanaan juga harus mencakup pengelolaan produk di berbagai tahap siklus hidupnya. Selama fase pertumbuhan awal, persaingan biasanya rendah sementara penjualan masih terbilang tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu, pesaing akan datang dengan produk mereka yang mungkin lebih baik yang berimbas pada penurunan penjualan produk perusahaan. 

Oleh karena itu manajer produk harus menyiapkan inovasi bagi produk dan juga solusi terhadap setiap risiko dan ancaman pada setiap tahap siklus hidup produknya.

Seyogyanya, perencanaan produk merupakan bagian yang tak terpisahkan dari setiap perjalanan implementasi produk. Dengan adanya perencanaan produk, maka proses pengembangan produk akan menjadi lebih aman karena perencanaan produk dapat membantu mengidentifikasi adanya kemungkinan risiko dan ancaman terhadap produk sehingga kemungkinan risiko dan ancaman tersebut dapat segera diminimalisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun