Mohon tunggu...
Maria Yohana Kristyadewi
Maria Yohana Kristyadewi Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Hukum dan Perpajakan

Tulisan layaknya petunjuk pertama untuk menguak misteri lebih besar yang terkandung dalam alam pikiran manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kontingensi Sebuah Afeksi

3 April 2018   13:21 Diperbarui: 3 April 2018   16:53 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasangan Hidup Merupakan Cerminan Diri ?

Sigmund Freud dalam esai berjudul On Narcissism: An Introduction, menuturkan teori psikologis, dasar manusia dalam memilih pasangan. Pendiri aliran psikoanalisis asal Austria ini menyebutkan adanya teori pilihan objek afeksi. Manusia terbagi menjadi tipe Anaclitic atau Attachment dan tipe Narcissistic,tipe kepribadian inilah yang menentukan pasangan pilihan manusia.

Tipe Anaclitic/Attachment cenderung memilih objek afeksi yang memiliki ketergantungan emosional kepadanya dalam sebuah hubungan. Lelaki tipe anacliticatau attachmentcenderung memilih wanita yang menyediakan kebutuhan mereka (kebutuhan jasmani, rohani maupun emosional), sedangkan wanita tipe ini cenderung memilih pria yang melindungi mereka. Pasangan yang dipilih oleh manusia tipeAnaclitic atau Attachment merupakan cerminan dari sosok orang yang membesarkan mereka. Tipe ini memiliki tendensi Oedipal. Mereka mencari citra seorang ibu atau ayah dari sang pasangan. Sosok orang tua merupakan wujud pemberi afeksi yang tulus, yang peduli terhadap kebutuhan sang anak sekaligus protektif terhadap sang anak.

Lain halnya dengan tipe Narcissistic.Tipe ini cenderung memilih objek afeksi yang bukan merupakan gambaran dari orang lain, namun dari cerminan diri mereka sendiri. Mereka mencari keberadaan "diri" dalam pasangan. Ada beberapa kriteria pemilihan objek afeksi oleh tipe Narcissistic, yakni:

  1. Objek afeksi tersebut merupakan cerminan diri si Narcissistic di masa sekarang;
  2. Objek afeksi tersebut merupakan cerminan diri si Narcissistic di masa lalu;
  3. Objek afeksi tersebut merupakan perwujudan dari "pribadi" yang dicita-citakan/di idam-idamkan si Narcissistic (Si Narcissistic mempunyai keinginan untuk menjadi seperti orang tersebut);
  4. Objek afeksi tersebut adalah seseorang yang pernah menjadi bagian dari diri si  Narcissistic.

Tipe Narcissistic mencari 'ego-ideal' di dalam pasangannya. Ego ideal ini dibentuk dari kombinasi berupa pribadi impian dari diri si Narcissistic (orang yang memiliki segala kehebatan yang diinginkan si Narcissistic namun kehebatan itu tak bisa dimiliki olehnya) yang berintegrasi dengan pribadi orang-orang yang dihormati oleh si Narcissistic. Ketika sang objek afeksi memiliki kesesuaian dengan kriteria si Narcissistic, maka ialah yang akan dipilih menjadi objek afeksi.

Kecenderung manusia memilih pasangan yang 'serupa' dengan dirinya, dapat dijelaskan juga secara biologis. Dalam buku berjudul Anatomy Of Love : A Natural History of Mating, Marriage and Why We Stray, Helen Fisher menemukan bahwa pilihan partner hidup manusia didasari oleh konstelasi sifat dan kepribadian manusia. Personalitas ini berasosiasi secara spesifik dengan sistem kerja otak manusia. Terdapat empat jenis sistem kerja otak yang mendasari kepribadian manusia dan mempengaruhi cara manusia memilih pasangan, yakni sistem dopamine, serotonin, testosterone dan estrogen oxytocin.

Para pria dan wanita yang memiliki kepribadian berkaitan dengan sistem kerja dopamine, cenderung mengalami ketertarikan terhadap orang lain yang juga memiliki sifat dan kepribadian seperti mereka. Pemilik kepribadian ini disebut Explorers atau 'Penjelajah' karena sifat mereka yang kreatif, selalu tertarik akan hal baru, spontan, enerjik dan berpikiran terbuka. Manusia dengan tipe 'Penjelajah' akan mencari pasangan yang juga bertipe 'Penjelajah', karena mereka memerlukan seseorang yang memiliki visi untuk menikmati dunia secara bebas tanpa batasan.

Begitu pula dengan manusia yang memiliki kepribadian berkaitan dengan sistem kerja serotonin, mereka cenderung berpasangan dengan orang lain yang memiliki tipe kepribadian yang sama. Tipe kepribadian ini disebut Buildersatau 'Pembangun', ciri khas tipe ini adalah sifat tradisional, selalu tenang menghadapi segala situasi, dan konvensional. 

Mereka taat terhadap aturan, menghormati otoritas, dan mencintai rutinitas yang terjadwal. 'Pembangun' akan mencari teman hidup yang selaras dengan visi mereka dalam menjalani hidup yakni tipe yang mencintai kepastian dalam hidup, karena mereka menghindari ketidakpastian dalam hidup. Tipe pasangan yang cocok untuk sang 'Pembangun' hanyalah 'Pembangun' yang lain.

Namun ternyata tidak selamanya, manusia memilih pasangan yang merupakan cerminan diri. Secara biologis, terdapat tipe kepribadian yang cenderung memiliki ketertarikan terhadap orang yang 'berbeda' dari dirinya, atau kerap disebut 'opposite attract', ketertarikan yang berlawanan. Dalam 'opposite attract'timbul daya tarik karena adanya perbedaan, layaknya dua kutub magnet yang berbeda, malah saling tarik menarik satu sama lain. 

Orang yang memiliki kepribadian berkaitan dengan sistem kerja testosteronesdan estrogenmerupakan contoh nyatanya. Tipe kepribadian dimana testosterones mendominasi, disebut Directors atau 'Pengarah', dengan sifat dasar skeptis, suka ,menganalisis kompetitif, berpendirian kuat dan berani.  Tipe ini memiliki kemampuan spasial dan matematika di atas rata-rata. Sang 'Pengarah' cenderung mencari pasangan yang memiliki kepribadian berlawanan dari dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun