Perseteruan Partai Demokrat dan Prabowo dkk, soal pernyataan "blunder" mengenai pilihan politik mendiang Ani Yudhoyono terus berlanjut.
Partai Demokrat menilai konyol pernyataan BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang buka-bukaan soal latar belakang mengapa sang capres mengungkap pilihan politik Ani Yudhoyono itu.
Partai Demokrat menyebut BPN Prabowo-Sandiaga tak bisa membedakan mana kebaikan dan mana politik.
Sebelumnya, BPN mengungkapkan apa yang disampaikan Prabowo itu adalah informasi langsung dari SBY. Katanya, SBY sendiri yang minta agar Pak Prabowo testimoni tentang kebaikan Bu Ani.
Hal itu dibantah oleh Kadiv Hukum dan Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Menurutnya, kala itu SBY meminta Prabowo  untuk menyampaikan kenangan baik dari mendiang istrinya Ani Yudhoyono. Bukan meminta Prabowo mengungkapkan pilihan politik Ibu Ani.
Keduanya adalah hak yang berbeda. Membedakan politik dengan hal baik, serta kebaikan saja Prabowo ternyata tak mampu.
Inilah yang membuat pihak SBY kecewa. Partai Demokrat pun turut tersinggung dengan pernyataan blunder Prabowo yang mengungkit pilihan politik di saat berduka itu.
Diakui Ferdinand, memang pada pertemuan itu ada pembicaraan politik, tetapi itu untuk konsumsi internal saja. Tidak perlu disampaikan ke publik.
Membuka percakapan internal ke publik, sebagaimana dilakukan oleh Prabowo itu sungguh tidak patut. Karena pilihan politik itu bukanlah konsumsi publik.
Apalagi disampaikan dalam suasana duka. Inilah yang perlu diperhatikan oleh Prabowo, dkk.
Maka sangat pantas bila Demokrat marah, dan SBY tersinggung. Apa yang dilakukan oleh Prabowo itu memang tak layak dan nir-empati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H