Ujung kisahnya, masyarakat merasa bahwa tindakan sang pahlawan membuat banyak orang yang menderita. Mereka beramai-ramai hendak membunuh sang pahlawan.Â
Dikisahkan si anak muda yang mengharapkan kehadiran sang pahlawan pun menjadi sangat kecewa karena ibunya meninggal sebagai rasa putus asa tindakannya memenjarakan ayahnya sendiri...........
Bukan kah ini tidak beda dengan kondisi kita yang mengharapkan datangnya SATRIO PININGIT atau RATU ADIL. Semuanya mengharapkan keadaan di luar dapat dibersihkan dari ketidakadilan serta segala perbuatan korup yang merongrong keuangan negara.
Suatau hal yang mustahil. Keadaan di luar buruk karena pantulan dari dalam diri kita sendiri. Bila setiap orang bersedia memperbaiki diri sendiri, ya paling tidak berkurang satu orang yang 'edan' atau gila.Â
So, tidak butuh seorang super hero untuk memperbaiki lingkungan. Mulai dari diri sendiri dulu. Bukan kah Tuhan juga dalam diri setiap orang?
Jadi yang mesti diubah adalah kita sendiri. Keserakahan terjadi karena kita merasa terus kekurangan, tidak bersyukur. Dosa paling besar adalah bila tidak bisa bersyukur terhadap segala sesuatu yang telah kita terima. Buanyak sekali yang bisa kita syukuri. Dengan cara ini kita bisa melihat dengan jernih, namun jangan lupa bahwa dalam diri sendiri sesungguhnya banyak sampah atau kotoran yang mesti dibersihkan. Â
Perasaan tidak  bersyukur berkaitan erat dengan ketidaksadaran bahwa dalam diri kita bersinggasana Tuhan. Dengan kata lain, keadaan sekitar bisa bersih bila setiap orang sadar bahwa SATRIO PININGIT atau RATU ADIL adalah keilahian dalam diri sendiri. Bila kita lalai, maka hidup kita dikendalikan oleh keserakahan indrawi kita sendiri.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H