Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Masyarakat Modern?

19 Juli 2024   06:30 Diperbarui: 19 Juli 2024   06:35 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hewan hidup untuk memenuhi : makan, minum, nyaman, serta seksualitas. Bila kita sebagai manusia juga masih hidup dengan tujuan untuk makan, minum, mengejar kenyamanan, serta memuaskan nafsu seks, di mana bedanya?

Makan, minum, nyaman serta seks didasarkan atas insting hewani. Semuanya masih pada ranah emosi, inilah ranah mamalian brain. Sama sekali belum hidup dengan otak atau perangkat baru yang diberikan pada manusia : Neocortex, kemampuan manusia untuk bertindak secara responsif. Otak mamalia bertindak secara reaktif atau dasar insting.

Kembali tentang era modern, sepertinya hanya brand yang diciptakan oleh para pedagang untuk jualan barang-barang yang disebut modern.............

Mengenai makanan yang serba instan dalam era modern justru memicu banyak penyakit. Karena makanan yang diproses secara berlebihan atau ultra process food telah merusak vitamin yang memberikan manfaat pada tubuh kita. Perhatikan saja menjamurnya penyakit dibetes, jantung, kolesterol serta obesitas yang disebabkan makanan serba instan.

So, berhati-hatilah dengan sebutan modern yang dihembuskan oleh para pedagang untuk menangguk keuntungan semata...........

Saya tidak menolak perkembangan jaman, tetapi saya tidak mau jadi budak teknologi. Gunakan teknologi untuk mengembangkan nilai kemanusiaan. Manfaatkan secara bijak demi kemuliaan semua manusia.......   

https://medium.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun