Bagi para suci atau avatar dunia hanyalah ilusi yang tidak abadi, sesaat ada sesaat tiada kemudian ada lagi.....
Tidak mudah sesungguhnya mengucapkan kalimat di atas. Para suci dan nabi setelah mengalami, baru bisa mengucapkan. Mereka meyakini bahwa di balik segala sesuatu hanya ada dzat yang Maha Tidak Terjelaskan atau rahasia sebagai pembentuk dan penggerak. Bukan sekedar berucap, inilah perbedaan antara kita dan para suci dan nabi. Mereka tidak bisa membuat definisi, namun diwujudkan dalam pikiran, ucapan serta perilaku keseharian.
Selama ini kita hanya mem'beo' apa yang mereka ucapkan tanpa mengalaminya terlebih dahulu. Dalam buku Sutasoma by Anand Krishna, Mpu Sutasoma juga memahami hal ini. Dia lah pencetus istilah 'Bhineka Tunggal Ika', tampaknya berbeda, namun sesungguhnya satu adanya.
tunggal...
Perhatikan kata: 'Bhineka' ada kata 'eka' yang berartiKata: 'Tunggal' bermakna satu...
Kata: 'Ika' juga bermakna tunggal...
Semua berpangkal pada yang 'tunggal' adanya.....
Sungguh tinggi falsafah leluhur nusantara....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H