Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rahasia Hidup Abadi

21 Juni 2024   07:12 Diperbarui: 21 Juni 2024   07:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://nawacita.co/

Rahasia Hidup Abadi ?

Janganlah berharap yang saya maksud debagai Rahasia hidup abadi berkaitan dengan tubuh fisik. Tubuh fisik mesti mengalami kehancuran karena memang tubuh kita dirancang memiliki waktu tertentu di dunia benda ini. Masih ingat permainan tempo dulu? Mainan boneka yang bergerak karena adanya putaran per, bila tenaga yang digerakkan oleh per habis, maka si manian juga berhenti. juga merupakan. Demikian pula tubuh kita, memiliki masa atau usia tertentu yang tidak bisa lagi diperpanjang kecali dihentikan sesaat.

Yang abadi adalah yang tidak pernah lahir. Selama tubuh kita pernah dilahirkan, ya dapat dipastikan akan musnah. Jangankan tubuh, roh saja suatu ketika musnah. Yang saya maksudkan roh adalah gugusan pikiran dan perasaan. Mengapa bisa terbentuk tubuh halus atau roh?

Karena si roh ini menjadi alat Dia untuk bermain di bumi. Dia Hyang Maha Meliputi, tidak satu pun ada di luar Nya. Inilah sebabnya dise but Esa. Upaya menyebut Dia Hyang Maha Esa pun karena kita tidak tahu Bagaimana bentuk dan wujud-Nya. Mungkin saja wujud Nya adalah tidak berwujud. Bukankah nama juga wujud yang tidak berwujud. Ah semua sebutan hanyalah kegagapan kita. Mungkin juga Dia tidak ada? Namun bila Dia tidak ada, mengapa kita ada? 

Dengan kata lain, kita merupakan bukti keberadaan-Nya. Bagaikan matahari, adanya sinar karena terpancar dari sumber yang memancarkan. Begitu pula kita, kita bagaikan sinar dari sumber, matahari.

Kembali ke Rahasia Hidup Abadi.

Rahasia Hidup Bahagia, inilah yang semestinya ditemukan serta diupayakan selama masa hidup. Yang bisa merasakan bahagia adalah pikiran serta perasaan. Bila kita kembalikan dengan pemahaman roh di atas, maka setelah tubuh usai menyelesaikan tugasnya di dunia, maka si roh yang melanjutkan perjalanan. Roh bisa bahagia, baik selama di dunia maupun setelah kematian tubuh. Oleh karena itu, maka kita yang bisa mengupayakan roh kita tetap bahagia, walaupun tubuh ditinggalkan di dunia/bumi ini. Dari mana kita mulai?

Ya saat hidup sekarang ini. Adalah salah pengertian TOTAL bila kita mengharapkan kebahagiaan setelah kematian tubuh. Bukan kah jelas disebutkan pada suatu kitab yang ditinggalkan oleh salah seorang suci : 'Buta di dunia, di alam sana pun akan mengalami kebutaan.' Bagaimana tidak?

Bukan kah roh terdiri dari pikiran sert perasaan? Mata hanya sekadar jendela atau prasarana bagi pikiran untuk melihat. Bila cara pandang atau pikiran buta, maka tidak disangkal lagi setelah kita mati pun si pikiran tetap buta. Buta dalam hal cara pandang. Mengapa?

Karena otak hanyalah alt untuk mengekspresikan pikiran. Pikiran atau mind tidak dalam otak. Pengertian paling mudah adalah otak sebagai perangkat keras atau hardware sedangkan pikiran/mind sebagai perangkat lunak atau software. Bila perangkat keras blank atau zonk kosong, apa yang akan dibaca si otak?

So, kita bisa membuat bahagia hanya bila cara pandang kita luas dalam arti melihat kehidupan secara utuh. Penderitaan terjadi karena cara pandang kita sempit. Misalnya bila sedang mengalami penderitaan karena kerabau meninggal, kita merasa begitu sedih. Kita lupa bahwa banyak orang juga mengalami hal sama. Toh tidak ada kesedihan atau penderitaan selamnya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun