Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dampak Negatif Perbuatan Baik

17 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 17 Juni 2024   08:11 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: facebook.com/infodenpasar

Banyak orang terbingungkan, bagaimana mungkin ada dampak buruk terhadap perbuatan baik yang kita lakukan?

Selama ini anggapan kita hanya pada kulit bahwa tujuan utama lahir adalah untuk berbuat baik, tetapi pernahkah kita berpikir lebih jauh, bahwa perbuatan baik yang hanya untuk mendapatkan pahala atau balasan juga berdampak buruk terhadap roh kita setelah kematian?

Pemahaman umum adalah bahwa semua perbuatan baik tidak ada Dampak Negatif nya. Tidaklah sebagaimana anggapan umum. Pada umumnya, selama ini hanya perbuatan buruk pasti akan menerima balasannya; akibat buruk. Adalah hukum alam semesta bahwa setiap perbuatan dapat dipastikan mendapatkan reaksi atau buah perbuatan/karma.  Segala perbuatan pasti ada dampaknya; termasuk perbuatan baik. Selama ini mereka yang berbuat baik dengan harapkan imbalan akan menerima langsung imbalannya. Namun jangan lupa,  perbuatan baik pun bila tidak dipersembahkan kepada Dia Sang Pemilik Alam, tetap akan berdampak negatif.

Banyak iklan, apalagi saat ada perayaan tertentu, yang mereka lakukan tampaknya perbuatan baik untuk membantu orang, tetapi adakah sedikit saja pikiran bahwa mengorbankan sesama makhluk hidup demi mengikuti ritual tertentu juga berdampak buruk? Mengapa mesti mengikuti kebiasaan saja tanpa berpikir kritis?

Yang saya maksudkan berpikir kritis adalah dengan pertimbangan yang baik dan matang/seksama. Ingatkah kita akan pesan para suci : "Jangan lakukan perbuatan yang dirimu pun tidak mau menerimanya." Bukankah dalam setiap Dia Hyang Maha Hidup ada dalam setiap makhluk, apalagi makhluk hidup yang sudah memiliki otak mamalia/emosi. Mungkin kah persembahan seperti ini bisa diterima oleh Dia Hyang Maha Suci serta Hidup. Bukankah kehidupan ini diberikan oleh Dia? Mengapa kita merampas kehidupan tersebut. Jelas kita telah berbuat kekerasan yang bertentangan dengan kehendak Dia.

Ada suatau keadaan bahwa perbuatan baik terhadap seseorang akan diingat, dan akibatnya pikiran orang tersebut akan mengikat seseorang yang sudah meninggal di alam baka. Ketika pikiran tersebut muncul, maka selama itu pula sang roh akan terus terikat. Karena roh memiliki getaran, dan ingatan untuk memberikan balasan terhadap seseorang yang telah membantu menjadi keterikatan. 

Yang celaka lagi, bila kita melakukannya perbuatan agar dilihat orang. Bukan merupakan rahasia lagi bahwa ketika nama kita dicantumkan pada persembahan kita, kita menjadi bangga. Kita harapkan orang lain Memoji kedermawanan kita. 

Dengan kata lain, kita harapkan imbalan berupa pujian. Dan bila tidak ada yang memberikan pujian, kita jadi kecewa. Inikah perbuatan baik. Apalagi dengan harapan mendapatkan kapling serta iming-iming bahwa korban yang kita berikan menjadi kendaraan di tempat tertentu. Sungguh membuat kita semakin mabuk dan semakin menjauhkan diri dari Dia Hyang Maha Suci. Kita tidak sadar bahwa ada ikatan pada perbuatan baik kita. 

Perbuatan baik yang demikian membuat kita terikat; terikat pada balasan. Inilah dampak buruk perbuatan yang tampaknya baik di mata orang umum. 

Dalam tradisi ketimuran kita, ada yang disebut perbuatan baik yang selaras dengan semesta. Melestarikan pohon agar tetap bisa hiudp merupakan contoh nyata. Perbuatan baik kita bersifat pelayanan demi kebaikan sesama makhluk atau lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun