Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jangan Percaya Dunia Akan Kiamat

9 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 9 Juni 2024   06:36 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : infografis.okezone.com

Belakangan ini, sangat banyak di sosial media beredar berita bahwa dunia akan kiamat.  Yang lucu bahkan ada beberapa ilmuwan mengatakan demikian. Ada beberapa tanda-tanda kiamat. Saya sama sekali titan percaya, bahkan saya yakin dunia kita akan ada dalam kurun waktu yang lama sekali. Mengapa demikian?

Karena memamng Tuhan sedang bercanda dengan kita. Kita diminta atau diperintahkan untuk menghias dunia. Perhatikan saja perkembangan saat ini, perkembangan teknologi, keadaan alam yang terus berubah panasnya. Dengan kata lain, sesungguhnya Tuhan melalui tangan-tangan atau pikiran manusia terus berkembang. Mungkin banyak yang ga percaya?

Saya balik bertanya, : "Adakah satu pun manusia bisa eksis di luar Tuhan?"

Kita semua merupakan tempat singgasana Tuhan. Dalam diri setiap manusialah, Tuhan bersinggasana. Bila tidak ada Tuhan sebagai unsur Hyang Mahahidup, bisa kah kita hidup? Bila ada makhluk di luar-Nya; berarti makhluk tersebut sejajar atau sama kedudukan dengan Tuhan. Mungkin, kah?

Jadi, bila Tuhan berada dalam diri manusia, maka Dia juga bisa berkarya melalui pikiran, tangan serta anggota tubuh manusia. Lantas bagaimana sebagain orang bisa berbuat jahat atau merugikan orang lain?

Pertanyaan menarik.......

Saya akan balik bertanya, : 'Adakah satu pun makhluk bisa lepas atau bebas dari hukum SEBAB-AKIBAT?'

Jadi bila ada orang yang mengalami penderitaan karena ulah atau perbuatan orang lain, silakan direnungkan. Saya sangat meyakini bahwa orang tersebut juga pernah melakukan perbuatan buruk terhadap orang lain. Keadilan alam merupakan kekuatan Tuhan yang tidak akan bisa dilakukan oleh satu pun alat buatan manusia. Betul-betul sangat rumit.

Sebagai contoh : 'Adakah satu pun manusia mau dilahirkan di tempat-tempat bencana?' Sama sekali tidak. Adakah seorang pun bersedia mengalami penderitaan? Sama sekali tidak. So, bila seseorang mengalami penderitaan, silakan renungkan lebih dalam, dan jawabannya : 'Terima dengan lapang dada. Ini sebagai akibat ulah saya di masa lalu.' 

Langkah selanjutnya adalah berpikir, berucap serta berbuat baik terhadap sesama makhluk hidup. Inilah cara bertobat atau menyesal. Jangan ulangi perbuatan buruk terhadap sesama makhluyk hidup. Bukan, kah Tuhan juga bersemayam dalam diri sesama manusia?

Ah, kembali tentang pernyataan bahwa dunia akan kiamat....

Tanyakanlah pada mereka yang umurnya paling tua di dunia ini.

Ya, paling tua berusia 120 tahun. Sebelumnya moyang kita juga sudah ada. Tetapi pertanyaannya adalah, pernahkah yang hidup saat ini mengalami Himalaya sebagai lautan?

Banyak penelitian yang menemukan kerang berada di atas Himalaya. Memang ada orang iseng yang meletakkan?

Dengan kata lain, sangat besar kemungkinan pegunungan Himalaya dahulu merupakan lautan. 

Selain itu, silakan baca baca tentang daratan di kepulauan kita. Pulau Kalimantan dan Jawa merupakan satu daratan. Perkiraan sekitar 14 ribu tahun lalu. Ada satu orang yang bisa menyaksikan langsung? Jelas tidak lah.

Sampai saat ini, dunia kita yang dikenal sebagai hunian manusia. Dari dulu sampai detik ini, berata milyar manusia hidup di planet kita. Setiap manusia memiliki pikiran yang tidak akan hilang. Pikiran kita adalah materi yang tidak akan hilang selamanya di alam raya ini. Bisa dibayangkan, seluruh lapisan atmosphere ini tidaklah kosong, tetapi penuh dengan materi yang berupa pikiran kita. Mungkin banyak yang akan menyangkal, 'Ah ga percayalah !!!'

Saya tidak butuh dukungan keyakinan dari orang lain. Inilah pilihan saya. Karena dengan keyakinan bahwa yang saya alami saat ini adalah ulah saya, maka saya mesti bertanggung jawab penuh atas perbuatan saya. Ciptakanlah sebab yang baik, maka kita akan mengalami  atau mendapatkan buah dari sebab yang ciptakan saat ini.

Pengalaman saya, bila saya terpengaruh terhadap yang diucapkan orang tentang saya, saya akan selalu terombang-ambing bagaikan biduk di tengah badai di lautan luas. Bisa rugi sendiri. Padahal jelas dituliskan dalam kitab yang diwariskan oleh seorang Nabi : 'Setiap anggota tubuh bertanggung jawab atas perbuatannya.'

Dengan kata lain, tidak seorang pun bisa membantu kita setelah tubuh ini sirna.

Dunia ini tidak bakal kiamat, karena kehancuran dunia akan mempengaruhi konstelasi alam semesta.............. 

Tuhan masih ingin bermain-main, DON'T PLAY GOD dengan meramal sehingga buat kekacauan...........

 https://infografis.okezone.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun