Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah yang Disebut Sukses?

1 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 1 Juni 2024   06:42 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh sebab itu para bijak memebrikan saran bahwa jabatan yang kita terima meriupakan pinjaman sesaat. Gunakanlah waktu yang singkat dengan cara berbagai kebahagiaan.

Sukses yang digaungkan selama ini oleh lingkungan masyarakat kita hanyalah tentang materi, sehingga kita lupa bahwa materi sesta ada sesaat kemudian berganti tangan. Segala yang didefinisikan dengan kesuksesan semata untuk memuaskan indra kita. Kita melupakan bahwa yang menggaungkan kesuksesan masih pada ranah hewaniah. Ranah pemuasan nafsu semata. Dengan kata lain sesungguhnya kita diajak menjadi budak hawa nafsu. Kita tidak diberikan pemahaman tentang kebahagiaan sejati. Kita diajak menjadi pengemis yang selalu meminta dan meminta lagi.

Kita lupa bahwa kelahiran kita merupakan berkah yang luar biasa. Sudah semestinya kita senantiasa bersyukur. Saat bersyukur itulah kita menjadi bahagia. Rasa bahagia ini yang membuat kita menjadi sehat. Ketika kita bisa memberi sesuatu yang dibutuhkan orang lain, kita merasakan kebahagiaan. Rasa Inilah yang membuat kita sehat. Rasa cemas akan kehilangan yang kita miliki dapat dipastikan kita stres dan membuat kita sakit fisik.

Sumber gambar: https://p2ptm.kemkes.go.id/
Sumber gambar: https://p2ptm.kemkes.go.id/

Ternyata kesuksesan yang didefinisikan oleh lingkungan membuat kita menderita. Sukses materi berdampak negatif. Tetapi ingat bahwa bukan berarti saya tidak butuh uang. Memiliki uang harus diupayakan dengan serius, tetapi jangan sampai uang menjadi tuan atau master yang memperbudak kita. 

Jadi yang disebut sukses secara total adalah bahwa materi yang kita peroleh juga bisa menunjang perjalanan spiritual kita. Spiritual beramkna bahwa kita tidak menjadi budak atau terikat pada dunia benda. Ynag semuanya hanyalah sesaat. Inilah ilusi dunia.   

https://p2ptm.kemkes.go.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun